Sesalkan Daerahnya Jadi Pelarian Curanmor, Pemkab Bangkalan Janji Benahi Ekonomi

Sesalkan Daerahnya Jadi Pelarian Curanmor, Pemkab Bangkalan Janji Benahi Ekonomi

Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Bangkalan menyatakan keprihatinan mendalam setelah wilayahnya disebut sebagai tempat pelarian kendaraan hasil pencurian atau curanmor. Wakil Bupati Bangkalan Fauzan Ja’far menyampaikan penyesalan itu dalam Forum Grup Diskusi (FGD) Wawasan Series: Curanmor Meresahkan, Aksi Kita Menentukan yang digelar Rabu (4/6/2025) di Hall Suara Surabaya.

“Sebenarnya memang akhir-akhir ini miris ya mendengar melihat kejadian curanmor, yang sangat menyedihkan kami sebenarnya mengapa arahnya Madura khususnya Bangkalan,” ujar Fauzan saat menjadi panelis.

Fauzan menegaskan bahwa Pemkab Bangkalan tidak tinggal diam atas situasi ini. Ia menyebut berbagai langkah antisipatif telah dilakukan bersama jajaran kepolisian, mulai dari koordinasi intensif hingga razia kendaraan dalam dua bulan terakhir.

“Banyak tindakan antisipasi yang sudah kami lakukan. Kami selalu koordinasi dengan Kapolres. Akhir-akhir ini, satu dua bulan terakhir, gencar razia,” ucapnya.

Namun, menurutnya, upaya jangka pendek saja tidak cukup. Ia menilai penyebab utama maraknya curanmor yang terkait dengan Bangkalan adalah persoalan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah daerah berkomitmen melakukan pembenahan struktural dengan membuka lebih banyak lapangan kerja.

“Perlu kajian mendalam dari sisi kami. Faktor ekonomi mungkin akan jadi trigger kita. Bagaimana kami harus menciptakan lapangan pekerjaan di tengah masyarakat yang tentu secara ekonomi tidak berpikir yang lain,” jelasnya.

Fauzan juga membuka kemungkinan adanya faktor lain yang turut mendorong keterlibatan warga dalam kejahatan curanmor, seperti masalah keluarga maupun ketergantungan narkoba. Karena itu, ia menilai perlu ada pemetaan menyeluruh agar solusi yang ditawarkan lebih tepat sasaran.

“Mungkin dari sisi keluarganya yang banyak masalah. Atau karena kebutuhan yang lain misal narkoba dan sebagainya. Mungkin bisa dipetakan aparat keamanan perlu kajian mendalam ini. Sehingga tindakan antisipatif bisa mengarah,” tambahnya.

Ia mengakui, keberadaan Jembatan Suramadu menjadi tantangan tersendiri karena mempermudah akses antara Surabaya dan Bangkalan, yang kemudian berpotensi dimanfaatkan pelaku curanmor.

“Ini memang tantangan ke depan. Hari ini Surabaya dan Bangkalan sudah tersambung Suramadu. Tentu memang sangat dekat Surabaya dan Bangkalan,” ungkapnya.

Meski demikian, Fauzan menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen memperkuat sinergi dengan Pemerintah Kota Surabaya dan aparat keamanan untuk membasmi jaringan curanmor lintas wilayah.

“Menyikapi betul bagaimana ke depan basmi bersama-sama,” tandasnya.

Sementara itu, Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono menyebut bahwa pada tahun 2024, sebanyak 80,4 persen kendaraan hasil curanmor dilarikan ke Pulau Madura. Merespons hal ini, pihaknya telah menggelar patroli selama sebulan penuh di 17 Polsek pada Februari 2025 dan merumuskan program razia intensif sejak April.

Forum Grup Diskusi ini merupakan inisiatif Suara Surabaya Media dan Pemerintah Kota Surabaya untuk menyatukan berbagai pihak, mulai dari kepala daerah, aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, hingga mantan pelaku dan korban curanmor. Diskusi ini bertujuan menggali akar masalah serta membangun kolaborasi strategis guna menciptakan lingkungan yang lebih aman dari tindak kejahatan curanmor. [beq]