Jakarta, CNBC Indonesia – Dinas Keamanan Nasional Kyrgyzstan mengatakan lebih dari 30 orang yang dituduh merencanakan kudeta telah ditangkap
Negara miskin di Asia Tengah yang memiliki hubungan baik dengan Rusia dan China itu telah menyaksikan tiga presiden mengundurkan diri karena krisis politik yang dipicu oleh korupsi, nepotisme, dan perselisihan suara sejak memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada 1991.
Dilansir AFP, Selasa (6/6/2023), badan keamanan negara GKNB mengatakan pihaknya membongkar persiapan sekelompok orang yang berencana mengorganisir kerusuhan “untuk merebut kekuasaan dengan paksa”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penangkapan itu terjadi hanya beberapa hari setelah kunjungan Presiden Dewan Eropa Charles Michel ke Kyrgyzstan, di mana Presiden Sadyr Japarov berjanji untuk bekerja sama dengan Uni Eropa.
Adapun, invasi Moskow ke Ukraina telah mendorong kekuatan global seperti China dan Uni Eropa untuk mencari peran yang lebih besar di Asia Tengah.
Hal ini terjadi pada saat banyak orang di kawasan ini mempertanyakan hubungan lama mereka dengan Rusia dan sedang mencari jaminan ekonomi, diplomatik, dan strategis di tempat lain.
“Kyrgyzstan siap bekerja sama dengan Uni Eropa untuk menyelesaikan masalah bersama, mendorong dialog dan menemukan solusi yang langgeng,” kata Japarov.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Video: Uni Eropa “Hajar” Rusia Dengan Sanksi Baru
(luc/luc)
