Seharian Gibran Menerjang Lumpur, Merangkul Air Mata Korban di 3 Provinsi Banjir Sumatera Nasional 5 Desember 2025

Seharian Gibran Menerjang Lumpur, Merangkul Air Mata Korban di 3 Provinsi Banjir Sumatera
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        5 Desember 2025

Seharian Gibran Menerjang Lumpur, Merangkul Air Mata Korban di 3 Provinsi Banjir Sumatera
Tim Redaksi
AGAM, KOMPAS.com
– Sinaran mentari pagi masih cerah ketika motor trail yang dinaiki Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka berhenti sejenak di tengah jalan tanah yang becek setelah diterjang banjir dan longsor.
Tanah yang masih basah imbas banjir bandang di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, membuat jalur itu agak licin dan masih sulit dilewati mobil.
Dari atas motor, Gibran turun untuk melihat langsung banyaknya pemukiman warga desa setempat yang masih porak-poranda akibat bencana tersebut.
Hingga Kamis (4/12/2025), masih ada puluhan
korban hilang
di wilayah itu.
Bersama dengan Bupati Agam Benni Warlis dan pejabat terkait lainnya, mereka berbincang sambil menyusuri jalanan yang masih berlumpur.
Tanpa menggunakan sepatu boots, Gibran dan rombongan terus berjalan hingga ke mulut jalan.
Rumah-rumah warga setempat hancur dan berantakan. Kendaraan warga rusak terendam banjir.
Masih ada pula tumpukan kayu serta batang pohon baik di dalam rumah warga maupun di sisi kanan dan kiri jalan.
Bau anyir yang tercium pekat di lokasi juga menghentikan Wapres RI mendatangi lokasi tersebut.
Selain naik motor untuk meninjau pemukiman warga terdampak banjir, ia juga menyapa warga terdampak banjir di Agam.
Tangisan seorang wanita paruh baya pecah di hadapan Gibran yang datang ke posko pengungsian di Kelurahan Salareh Aia.
Ibu tersebut menangis sambil mencurahkan perasaannya atas musibah yang menimpa dirinya.
Dengan penuh keprihatinan, Gibran mendengarkan sambil memberi penguatan.
Gibran juga menanyakan kondisi warga lainnya sambil mendengarkan serta mencatat keluhan dan harapan mereka.
Wakil Presiden RI ini juga menyampaikan permintaan maaf dan duka cita mendalam untuk para korban bencana di Sumatera.
Dia memastikan negara hadir sehingga warga Sumatera tidak sendirian memikul beban akibat bencana di Tanah Minang.
“Salam dari Bapak Presiden Prabowo, ini saya haturkan dukacita yang mendalam kepada seluruh korban. Saya mohon maaf sebelumnya. Bapak-Ibu tidak sendiri, warga Sumatera tidak sendiri. Kami diperintah Bapak Presiden untuk melakukan percepatan pemulihan pasca bencana ini,” tegas Gibran, pada Kamis.
Gibran juga memastikan distribusi
bantuan logistik
akan terus dipercepat lewat jalur darat, udara, dan laut.
Pemerintah juga akan mempercepat perbaikan akses komunikasi, jalan, serta fasilitas umum, hingga sekolah.
Dia juga berpesan agar tenda, makanan, serta sanitasi di pengungsian diperhatikan. Kelompok rentan juga harus menjadi prioritas.
“Sekali lagi Bapak-Ibu, ini tadi sudah saya catat masukan-masukannya. Sekali lagi kami sudah diperintah Pak Presiden untuk melakukan percepatan pemulihan anak-anak, sekolahnya, dan lain-lainnya, nanti akan kami prioritaskan, akan segera kami laporkan,” tutur dia.
Dari Agam, Gibran langsung meluncur ke Sumatera Utara, tepatnya Batang Toru, Tapanuli Selatan, untuk menyapa para pengungsi dan melihat perkembangan kondisi pascabanjir.
Perjalanan sekitar satu jam ditempuh Gibran sambil menaiki helikopter.
Teriknya matahari tidak menyurutkan semangat pengungsi di posko Desa Garoga, Batang Toru, untuk menemui Gibran yang datang ke desanya.
Warga berbondong-bondong membawa ponselnya untuk mengabadikan momen bersama Wakil Presiden RI.
Mulai dari ibu-ibu, ada juga bapak-bapak hingga anak-anak antusias melihat Gibran.
Beberapa warga mencurahkan keluhannya kepada Gibran, khususnya soal bantuan logistik.
Gibran berjanji bahwa bantuan akan segera datang.
“Ada uang, Pak, tapi barangnya enggak ada,” ucap seorang ibu kepada Gibran.
“Bantuannya datang semua, Bu, hari ini ya. Ini kan karena terputus,” jawab Gibran.
Di lokasi yang sama, ia juga menenangkan seorang lansia.
“Tenang saja ya. Nanti ibu di pengungsian sini dulu ya,” ucap Gibran.
Akses jalan yang putus di Desa Garoga juga ditinjau langsung oleh Gibran.
Ia menyaksikan langsung akses jalan itu sudah disambung sementara dengan menggunakan batang pohon yang besar.
Titik posko pengungsian di Desa Batu Hula, Batang Toru, juga didatangi Gibran.
Di situ, ia juga menanyakan keadaan serta keluhan masyarakat.
Ruangan pengungsian menjadi semakin ramai ketika anak-anak mendapatkan mainan dan buku dari Gibran.
Suara anak-anak dan ibu yang membawa anak memberi sedikit keceriaan di tengah air mata dan duka masyarakat Sumatera.
Gibran pun meminta kepada daerah agar warga di pengungsian mendapat pelayanan terbaik.
Ia janji akan segera mencari solusi atas keluhan para korban.
“Bapak-Ibu, sekali lagi saya mohon maaf. Bapak-Ibu tidak sendiri, warga Sumatera tidak sendiri, kami di sini untuk Bapak-Ibu semua ya,” ujar Gibran, di posko Desa Batu Hula.
Kegiatan Gibran tidak berhenti di Sumatera Utara saja. Putra Presiden ke-7 RI Joko Widodo ini melanjutkan perjalanannya ke Aceh Singkil untuk mengecek akses jalan dan jembatan yang putus imbas banjir.
Matahari siang belum juga beranjak ketika Gibran menapaki jalan yang retak dan patah di Desa Ujung Bawang, Aceh Singkil.
Serpihan aspal yang terbelah menjadi saksi bisu derasnya banjir yang terjadi beberapa hari sebelumnya.
Di tepi jalan patah itu, ada rumah panggung yang dihuni lansia. Wajahnya keriput, namun tatapannya hangat.
Gibran kemudian mendatangi lansia yang berdiri di teras rumah kayu dan menyalamnya sambil membungkukkan badan sebagai bentuk penghormatan.
Kemudian, ia membagikan sembako untuk masyarakat sekitar dan mainan serta buku untuk anak-anaknya.
Perjalanan dilanjutkan ke Desa Gosong Telaga Barat.
Di sana ada Jembatan Anak Laut yang tadinya terbuat dari beton, namun kini sudah hilang tanpa sisa.
Warga setempat menyiapkan sampan untuk menjadi pengganti jembatan yang hancur.
Menjelang sore hari, perjalanan Gibran diakhiri dengan memastikan ketersediaan logistik di Sumatera.
Lanud TNI AU Soewondo, Medan, menjadi salah satu tempat penyimpanan logistik.
Di hanggar yang luas, ia memeriksa tumpukan logistik berupa air mineral, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan darurat lain yang siap dikirim ke wilayah terdampak bencana.
Gibran berkeliling didampingi Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution serta jajaran TNI saat melakukan peninjauan dan memastikan distribusi menjangkau daerah yang membutuhkan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.