Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Sedih, Bayi-bayi Gaza Meninggal Kena Hipotermia di Tengah Gempuran Israel

Sedih, Bayi-bayi Gaza Meninggal Kena Hipotermia di Tengah Gempuran Israel

Jakarta

Setidaknya empat bayi meninggal karena hipotermia dalam beberapa minggu terakhir di Jalur Gaza, tempat ratusan ribu warga Palestina mengungsi akibat gempuran terus menerus oleh pihak Isreal.

Jomaa al-Batran, baru berusia 20 hari ketika ditemukan dengan kepala “dingin seperti es”. Saudara kembar bayi itu, Ali, dipindahkan ke unit perawatan intensif Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa.

Ayah mereka mengatakan si kembar lahir prematur satu bulan dan hanya menghabiskan satu hari di kamar bayi di rumah sakit, yang seperti pusat kesehatan lainnya di Gaza telah kewalahan dan hanya berfungsi sebagian.

Ia mengatakan petugas medis memberi tahu ibu mereka untuk menjaga bayi yang baru lahir tetap hangat, tetapi itu tidak mungkin karena mereka tinggal di tenda dan suhu secara teratur turun di bawah 10 derajat Celsius di malam hari.

“Kami delapan orang, dan kami hanya punya empat selimut,” kata al-Batran sambil menggendong tubuh pucat putranya kepada APNews. Ia menggambarkan tetesan embun yang merembes melalui penutup tenda semalaman.

“Lihat warna kulitnya karena kedinginan. Apakah Anda melihat betapa dinginnya dia?”

Anak-anak, beberapa dari mereka bertelanjang kaki, berdiri di luar dan menyaksikannya berduka. Bayi yang diselimuti kain kafan itu dibaringkan di kaki seorang imam, yang tingginya hampir sama dengan sepatunya. Setelah salat, imam itu melepaskan mantelnya yang panjangnya sampai mata kaki dan melilitkannya di tubuh sang ayah.

Dr. Fidda Al-Nadi, seorang dokter di Rumah Sakit Nasser, mengatakan kepada CBS News bahwa mereka menerima satu atau dua kasus hipotermia setiap hari. Anak-anak yang paling muda, kata Al-Nadi, adalah yang paling rentan.

“Dalam tekanan yang kita alami saat ini, banyak anak yang lahir prematur, dan ini membuatnya lebih rentan terhadap hipotermia,” kata Al-Nadi.

Mahmoud al-Faseeh menguburkan putrinya Sila minggu lalu – ia meninggal karena hipotermia saat baru berusia 3 minggu.

“Saya membangunkannya untuk menyusui dan dia kedinginan dan membiru, hidungnya berdarah. Jantungnya berhenti berdetak karena suhu dingin yang ekstrem,” ujar Mahmoud.

(kna/kna)