Saya Belum Lihat Ada Jalanan Bentuk Angka 8

26 June 2023, 17:08

Jakarta, CNN Indonesia — Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendorong evaluasi ujian pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM). Menurutnya beberapa bagian ujian SIM yang tidak relevan dan menjadi keresahan bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan Sahroni merespons pernyataan Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang meminta praktik ujian SIM C dievaluasi.
“Saya sepakat dengan Pak Kapolri, ujian SIM ini banyak yang tidak relevan dan harus segera diubah guna sesuaikan kebutuhan,” ujar Sahroni dalam keterangannya (26/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sahroni mengaku heran dengan materi ujian yang sulit. Ia lantas mempertanyakan maksud dan tujuan dari materi-materi tersebut.

Menurutnya ujian semacam itu pun tak menggambarkan realita di jalanan.
“Heran juga kita sebenarnya, apa maksud dan tujuan dari materi-materi supersulit seperti itu. Di jalan kan tidak ada yang begitu. Saya aja enggak pernah lihat ada jalanan bentuk angka delapan,” ucap dia.
Ia menekankan pernyataannya terkait evaluasi ujian SIM ini bukan untuk mempermudah ujiannya. Namun, kata dia, ujian SIM ke depannya harus mencakup lebih banyak variabel yang relevan dari berbagai sisi, mulai dari kemampuan, pemahaman, hingga kesiapan berkendara.
“Jadi ujiannya tetap sulit dan ketat, tapi dalam maksud dan tujuan yang jelas,” ujarnya.
Oleh karenanya, ia meminta Kakorlantas Polri untuk merumuskan kembali materi ujian yang lebih substantif. Salah satu yang disorot ialah tes psikologi. Menurutnya, tes itu harus lebih up to date lagi.
“Pastikan calon pemegang SIM benar-benar memiliki kesiapan mental dalam berkendara. Agar kasus-kasus tindak arogansi di jalanan seperti belakangan ini dapat kita cegah,” tegas dia.

Kapolri sebelumnya meminta praktek ujian SIM C dievaluasi agar tak menyulitkan pemohon. Listyo menyampaikan dari banyak ujian praktik ada dua yang disoroti yakni praktik zig-zag dan angka delapan.
Ia menyadari itu setelah mendengar masukan dari masyarakat terkait ujian praktik SIM C yang dianggap tidak relevan.
“Khusus untuk pembuatan SIM, ini saya minta ke Kakorlantas, tolong dilakukan perbaikan. Yang namanya angka delapan itu masih sesuai atau tidak. yang namanya melewati zig-zag itu masih sesuai atau tidak,” kata Listyo saat upacara wisuda Program Pendidikan Ilmu Kepolisian di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Rabu (21/6).
“Saya kira kalau memang sudah tidak relevan, perbaiki,” imbuh Listyo. (nfl/ain)

[Gambas:Video CNN]

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi