Jakarta –
Satu-satunya dokter hewan di Gaza Utara tewas dibunuh pasukan Israel saat di perjalanan kembali ke rumahnya. Serangan ini dilakukan pasukan Israel saat genjatan senjata berlaku.
Dr Muath Abu Rukbeh meninggal ketika ia tanpa sadar melintasi ‘zona kuning’ yang diduduki Israel. Ia termasuk di antara beberapa warga Palestina yang ditembak mati saat melintasi perbatasan sejak gencatan senjata.
Diberitakan The Independent, Dr Muath, 30 tahun, meninggalkan tenda tempat tinggalnya di Deir al-Balah, Gaza tengah, pada 10 Oktober, hari yang sama ketika gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku. Ia ingin kembali ke rumahnya di Jabalia untuk mengambil barang-barangnya, karena sebelumnya ia mengungsi akibat perang.
Istri dan dua putranya yang masih kecil, berusia tiga dan 20 bulan, tetap tinggal di rumah demi alasan keamanan.
Menurut Sulala, Dr Muath yakin sudah aman untuk pulang karena minimnya komunikasi atau kejelasan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengena tepatnya garis batas itu dimulai. Beberapa jam setelah meninggalkan Deir al-Balah, keluarganya merasa cemas setelah kehilangan kontak dengannya. Ia hilang selama sembilan hari, dan rekan-rekan dari Sulala serta penduduk setempat diutus untuk mencarinya.
Tim pencari termasuk saudara laki-laki Dr Muath, yang mengatakan ia menemukan sederet mayat di dekat rumah keluarga. Ia juga mengaku menyaksikan seseorang terbunuh oleh pesawat tanpa awak karena melintasi garis kuning.
Saudara laki-laki Dr Muath mengatakan ia hanya berjarak 500 meter dari rumah ketika tentara Israel menembaki dirinya. Ia tidak dapat menemukan jasad saudaranya dan berharap ia telah ditangkap, alih-alih dibunuh.
“Dia tidak pantas menerima ini. Keluarganya tidak pantas menerima ini. Dan kami sangat sedih atas kejadian ini, dan kami berharap tidak ada lagi yang terbunuh, tetapi sayangnya, kami tahu bahwa mungkin lebih banyak orang tak bersalah yang akan dibunuh,” ucap Annelies Keuleers, juru bicara Sulala Animal Rescue.
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)
