Bisnis.com, JAKARTA — Peluncuran Satelit Nusantara Lima (SNL) dinilai dapat menjadi jawaban atas keterbatasan konektivitas di Indonesia, khususnya di wilayah yang belum terjangkau jaringan serat optik maupun seluler.
Satelit yang dioperasikan oleh PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) itu dijadwalkan meluncur pada 8 September 2025 waktu Florida, Amerika Serikat (AS). Dengan selisih waktu 12 jam, berarti peluncuran akan berlangsung pada 9 September 2025 waktu Indonesia.
Pengamat telekomunikasi Heru Sutadi mengatakan hadirnya SNL akan mendukung kebutuhan Indonesia yang masih kurang kapasitas satelitnya.
“Dan bisa dipakai memenuhi konektivitas hingga ke pelosok nusantara yang belum atau tidak bisa dijangkau dengan teknologi telekomunikasi lainnya seperti serat optik atau seluler” kata Heru kepada Bisnis, Kamis (4/9/2025).
Heru menyoroti, cakupan SNL yang tidak hanya terbatas di Indonesia. Sebagai satelit dengan jangkauan regional, layanan ini juga berpotensi dimanfaatkan di sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara.
“Saya pikir bagus ini bisa memberikan layanan tidak hanya di Indonesia karena memang coverage nya kan bisa ke beberapa negara tetangga juga,” imbuhnya.
Melansir laman Sat News, SNL ditargetkan mulai beroperasi komersial dari orbit geostasioner atau sekitar 35.400 km dari permukaan bumi pada 2026. CEO sekaligus Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang mengadopsi teknologi komunikasi satelit, dan SNL akan melanjutkan warisan tersebut.
“Satelit ini akan memberdayakan komunitas, sekolah, dan bisnis yang belum pernah memiliki akses andal. Dengan kapasitas lebih dari 160 Gbps, SNL akan memperkuat kemampuan kami dalam memenuhi kebutuhan kapasitas nasional,” kata Adi dikutip dari laman Sat News pada Rabu (13/8/2025).
Adi menambahkan kemitraan dengan Boeing dan mitra teknologi global memastikan tak ada yang tertinggal seiring pertumbuhan Indonesia. SNL yang baru saja diserahkan Boeing kepada PSN dirancang untuk menyediakan konektivitas berkapasitas tinggi dan andal bagi lebih dari 17.000 pulau di Indonesia serta wilayah Asia Tenggara.
Menggunakan platform 702MP andalan Boeing, satelit ini mampu memberikan kapasitas lebih dari 160 Gbps untuk mendukung akses internet broadband dan layanan komunikasi penting di berbagai wilayah, mulai dari kota besar hingga desa terpencil, bahkan area terdampak bencana.
Dengan teknologi pemrosesan muatan canggih, SNL dapat mengarahkan kapasitas internet dan komunikasi secara dinamis ke lokasi yang membutuhkan. Untuk menunjang kinerjanya, satelit ini dilengkapi sayap surya buatan anak perusahaan Boeing, Spectrolab, yang mampu menghasilkan daya hingga 15 kW sehingga dapat beroperasi penuh selama misi 15 tahun.
Spectrolab juga tengah meningkatkan kapasitas produksinya guna memenuhi tingginya permintaan sel surya kelas antariksa. Satelit ini akan melayani tiga negara utama yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Menurut Adi, permintaan dari Malaysia dan Filipina sudah masuk, sementara kebutuhan di Indonesia sendiri masih sangat besar.
“Malaysia sama Filipina sudah ada yang minta. Indonesia kita juga masih kekurangan ya. Jadi kita jalankan aja terus,” tambahnya.
Adi menambahkan sejalan dengan hadirnya satelit baru, bisnis PSN diproyeksinya akan makin moncer. Tahun ini dia memperkirakan pendapatan bisnis perusahaan tumbuh dua digit. Pertumbuhan akan makin tinggi pada 2026 setelah SNL resmi komersialisasi.
“Insya Allah tumbuh dua digit tahun ini,” kata Adi.
