Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Sanksi Pelaku Perang Sarung: Dibawa ke Kuburan dan Rawat ODGJ – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Sanksi Pelaku Perang Sarung: Dibawa ke Kuburan dan Rawat ODGJ

Sanksi Pelaku Perang Sarung: Dibawa ke Kuburan dan Rawat ODGJ

Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menanggapi serius fenomena kenakalan remaja yang marak terjadi selama bulan Ramadan, seperti perang sarung dan balap sepeda angin.

Menurut pengakuan Eri, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan memberikan sanksi tegas bagi mereka yang terlibat, di antaranya merawat pasien ODGJ di Liponsos dan dibawa ke makam

“Sanksinya nanti dibawa ke Liponsos, disuruh mandiin ODGJ. Disuruh bersihkan kamarnya dan lain-lain,” kata Eri, Senin (10/3).

Eri juga menjelaskan bahwa anak-anak dan remaja ini membutuhkan penyadaran secara fisik dan batin, sehingga sanksi lain yang akan diterapkan adalah membawa mereka ke area pemakaman untuk menyentuh hati dan perasaan mereka.

“Dibawa ke kuburan (makam) diberikan penyadaran bagaimana kalau keluarganya meninggal, siapa nanti yang akan menjaga. Kita sentuh dari hati. Kita tetap kita tetap disiplin. Tapi hukumannya juga hukuman untuk menyadarkan. Bukan hukuman untuk semakin merusak mereka dan menjadi dendam,” jelas Eri.

Dan untuk meminimalisir kenakalan remaja saat bulan Ramadan di Surabaya, Pemkot Surabaya juga telah menggandeng TNI-Polri dan Satpol PP dalam upaya penertiban dan patroli.

Eri menyatakan, patroli ini telah dilakukan hingga pukul 04.00 WIB pagi, dan ia mengimbau kepada orang tua untuk berperan aktif dalam pencegahan dengan melarang anak-anak keluar rumah pada malam hari.

“Didik anaknya, kalau sudah waktunya sahur gak boleh keluar. Nah, itu berarti sudah menjaga agar tidak perang sarung. Itu kita lakukan sosialisasi juga ke orang tua-orang tua,” ucap Eri. [ama/but]

 

Merangkum Semua Peristiwa