Jakarta – Bulan Ramadan menjadi momen mencari berkah dengan beribadah. Bukan cuma pantang makan dan minum dari pagi hingga petang, umat Muslim juga dianjurkan untuk salat Tarawih.
Tapi sering kali salat Tarawih menjadi tidak khusyu karena terlalu mengantuk. Ternyata hal ini bisa dipicu kebiasaan yang dilakukan saat berbuka puasa.
Rasa kantuk yang dialami ketika salat Tarawih merupakan respons tubuh terhadap perubahan kimia yang disebabkan pencernaan. Bagaimana tidak, berbuka puasa seringkali dijadikan ajang balas dendam untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus.
“Pada waktu kita berbuka ada banyak sekali makanan-makanan khas waktu berbuka takjil, ada kolak, cendol, bubur sumsum, es campur, gorengan, bakwan, risol, bala-bala terus kita juga kayaknya rata-rata minum teh manis pada waktu berbuka puasa setelah itu dilanjut lagi dengan makan besar,” ujar spesialis penyakit dalam dr Yuhana Fitra, SpPD saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.
Sebagian besar sumber nutrisi yang diperoleh orang Indonesia pada saat berbuka puasa adalah karbohidrat. Mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar bisa membuat kerja saluran cerna menjadi berat sehingga energi akan fokus untuk kerja saluran cerna.
Energi yang didapatkan dari konsumsi karbohidrat dalam jumlah besar akan difokuskan untuk sistem pencernaan. Sehingga energi yang hilang itu menyebabkan seseorang mengantuk saat salat Tarawih.
“Ditambah lagi ada perubahan pola tidur. Kita sudah bangun kurang lebih satu jam sebelum sahur, dilanjut sahur, dilanjut salat Subuh, dilanjut kerja di kantor, nggak sempat tidur siang. Pulang Maghrib langsung berbuka dan Tarawih,” jelas dr Yuhana.
“Otomatis sudah sangat mengantuk kalau tidur terlalu larut malam. Jadi kerja sistem cerna sudah berat, energi cepat turun dan kurang tidur,” pungkasnya.
(kna/kna)