Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Said Abdullah: Ramadhan Mengisi Energi Gotong Royong

Said Abdullah: Ramadhan Mengisi Energi Gotong Royong

Surabaya (beritajatim.com) – MH Said Abdullah, Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim mengatakan, bulan Ramadhan segera berlalu dan meninggalkan berbagai kesan yang pada setiap orang.

“Bahkan, suara Ramadhan juga memberi kesan bagi warga non muslim, mereka ikut berjualan dan membeli ta’jil. Ikut meramaikan ngabuburit sebagai tradisi khas Islam nusantara,” katanya, Minggu (7/4/2024).

Pancaran spiritual Ramadhan memberikan penyegaran luar biasa, sepanjang satu bulan berbagai kegiatan keagamaan demikian khusu’ dilaksanakan kaum muslim di pelosok negeri.

Masjid-masjid dipenuhi berbagai aktivitas keagamaan seperti tadarus, ceramah jelang tarawih, kuliah subuh, pesantren kilat dan lainnya. Semua diharapkan makin meningkatkan kualias keimanan, nilai-nilai spiritual-transendental

“Tentu saja, berbagai kegiatan keagamaan tak hanya menjadi penataan rohani, peningkatan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. Aktivitas Ramadhan, terutama puasa menahan lapar dan haus, harusnya mengalirkan perasaan empati untuk ikut merasakan rasa serba kekurangan yang dirasakan saudara saudara kita yang fakir dan miskin. Dari rasa empati itulah bisa membuahkan daya dorong untuk untuk berbagi dan peduli,” ujarnya.

“Pada bulan Ramadhan kita menyaksikan dan merasakan berbagai aktivitas sosial seperti pembagian ta’jil, makanan berbuka puasa, santunan anak yatim dan kalangan kurang mampu, pasar murah dan lainnya. Mosaik indah, warna warni aktivitas sosial sepanjang Ramadhan hendaknya menjaga sikap mental kita untuk terus berbagi dan peduli, menjaga diri tangan diatas untuk terus memberi,” tambahnya.

Di ujung Ramadhan, seluruh umat muslim yang mampu diwajibkan untuk berzakat fitrah. Kewajiban berzakat fitrah menegaskan, bahwa Islam bukan semata urusan transendensi.

“Bagi muslim sejati kesalehan transendensi saja tidak cukup. Zakat Fitrah adalah pesan atas pentingnya bagi semua muslim untuk menjaga kesalehan sosial, sebagai satu tarikan napas dengan kesalehan ritual,” tuturnya.

Di Indonesia semangat berbagi patut diapresiasi sudah mentradisi, terutama di desa desa. Saling berbagi bahan makanan dan makanan bukanlah sesuatu yang istimewa, hal itu menjadi praktik hidup sehari-hari bangsa. Bahkan, saling menukarkan tenaga, dengan bergotong royong membangun rumah tetangga, dan fasilitas umum dengan mudah kita jumpai di desa desa. “Modal sosial ini perlu terus kita rawat, kita wariskan tradisi baik ini kepada anak cucu kita,” imbuhnya.

Penelitian Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index, pada tahun 2022 mencatatkan masyarakat Indonesia kembali dinilai paling dermawan sedunia. Posisi tertinggi itu, merupakan ketiga kalinya disandang masyarakat Indonesia. Semangat kepedulian dan tolong menolong masyarakat Indonesia mengalahkan Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Kenya. Sangat luar biasa.

Mudah sekali melacak tingginya semangat kepedulian masyarakat Indonesia. Cobalah simak bila terjadi musibah di bagian negeri ini seperti banjir, gempa bumi, kecelakaan dan musibah lainnya. Semangat kebersamaan untuk saling membantu sangat luar biasa. Mudah sekali berbagai lembaga menghimpun dana bantuan dari seluruh kalangan masyarakat.

Namun, sikap mental dan konsistensi bangsa memang sangat manusiawi, terkadang semangat peduli dan berbagai, semangat gotong royong mengalami pasang-surut, dengan segala problematika yang menyertainya. Melalui momentum Ramadhan yang dijalani ini menjadi kesempatan emas menyegarkan kembali, mengisi kembali energi kedisiplinan dan konsistensi untuk peduli dan berbagai, menjaga mental gotong royong tetap menyala dalam hati.

“Kita yakin, begitu Ramadhan berlalu, energi kita untuk terus peduli dan berbagi tetap terjaga dengan baik. Mentalitas kita dikuatkan kembali melalui penggemblengan selama Ramadhan. Dan, energi itu akan tetap terjaga, bukankah banyak ritus keagamaan dan budaya kita untuk selalu mengingatkan kita untuk tidak berpaling dari semangat peduli dan berbagi?” jelasnya.

:Idul Fitri dipraktikkan dengan saling bermaaf-maafkan, dan berbagi makanan. Idul Adha kita jalani dengan berbagi daging hewan kurban, demikian juga tahun baru Islam kita jalani di Bulan Muharam dengan di sunnahkan untuk berpuasa, semua pesan sentralnya adalah peduli dan berbagi, bergotong royong,” tambahnya.

“Semangat untuk berbagi dan peduli menjaga kita tidak lupa diri. Dan setiap Ramadhan kita kembali di ingatkan, alarm zakat fitrah menyala sebagai tanda, bahwa dunia dan seisinya adalah sarana kita berbagi dan peduli. Dan Idul Fitri menggugurkan seluruh keangkuhan diri, untuk saling bersimpuh, saling maaf-memaafkan,” pungkasnya.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Minal Aidin Wal Faidin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. (tok)