Rusia Khawatir Ukraina Akan Serang Pakai Senjata Jarak Jauh Buatan Barat

10 February 2023, 12:14

Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin rapat dewan koordinasi untuk memastikan kebutuhan Angkatan Bersenjata Rusia, melalui tautan video di Moskow, Rusia 25 Oktober 2022. Foto: Sputnik/Alexei Babushkin/Kremlin melalui REUTERSPemerintah Moskow mengaku khawatir bahwa Ukraina dapat meluncurkan serangan ke dalam teritorial Rusia dengan menggunakan senjata jarak jauh yang dipasok oleh Barat. Pihaknya tidak mempercayai janji pemerintah Kiev bahwa mereka tidak akan melakukan serangan itu.Pernyataan tersebut disampaikan seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia Alexei Polish Yuk, yang dikutip media lokal RIA Novosti, pada Jumat (10/2). “Tidak ada kepercayaan terhadap pernyataan-pernyataan seperti itu karena pihak berwenang Ukraina telah berkali-kali menunjukkan ketidakpercayaan dan ketidakmampuan mereka untuk membuat kesepakatan,” ujar Yuk.Sebelumnya, serangan drone telah menargetkan dua pangkalan udara militer Rusia di wilayah berbeda — pangkalan udara Dyagilevo di Kota Ryazan dan pangkalan udara Engels di Kota Saratov, pada Senin (5/12) lalu.Citra satelit menunjukkan pesawat pengebom di Pangkalan Udara Engels di Saratov, Rusia. Foto: Maxar Technologies/via REUTERSBaik Ryazan dan Saratov berada di wilayah yang cukup jauh dari titik tempur — Ryazan terletak sekitar 185 km dari ibu kota Moskow dan Saratov berada sejauh 600 km dari wilayah terdekat Ukraina.Serangan ini pun menimbulkan pertanyaan terkait pertahanan udara Rusia yang disebut melemah. Tetapi, beberapa analis militer meyakini bahwa drone tersebut — yang dipercaya luas diluncurkan oleh Ukraina — merupakan tipe sederhana dan dibuat di era Uni Soviet.Pihak Amerika Serikat pun mengkonfirmasi bahwa drone yang dipakai untuk menyerang kedua pangkalan militer tersebut bukanlah miliknya. “Kami tidak memberikan kewenangan bagi Ukraina untuk menyerang di luar perbatasannya; kami tidak mendorong Ukraina untuk menyerang di luar perbatasannya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price.Serangan lain yang diduga kuat diluncurkan militer ke Ukraina adalah insiden pengeboman di jembatan penghubung Rusia-Semenanjung Krimea, Jembatan Kerch. Insiden itu terjadi sehari sebelum ulang tahun Presiden Vladimir Putin di awal Oktober 2022 lalu.“Tidak ada keraguan. Ini adalah tindakan terorisme yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting,” ujar Putin beberapa waktu lalu seperti dikutip dari TASS.Asap hitam mengepul dari kebakaran di jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea ke Rusia, setelah sebuah truk meledak, dekat Kerch, pada Sabtu (8/10/2022). Foto: AFP“Ini dirancang, dilakukan, dan diperintahkan oleh dinas khusus Ukraina,” imbuhnya.Tak lama setelah ledakan terjadi, pihak Ukraina turut berkomentar soal insiden itu di Twitter.Penasihat kepresidenan Ukraina, Mikhail Podolyak, mengatakan ledakan di Jembatan Kerch hanyalah ‘awalan’, namun ia tidak secara langsung menyebut Ukraina sebagai pihak yang bertanggung jawab.“Krimea, jembatan, permulaan. Segala sesuatu yang ilegal harus dihancurkan, segala sesuatu yang dicuri harus dikembalikan ke Ukraina, segala sesuatu yang diduduki oleh Rusia harus diusir,” cuit Podolyak.Hingga saat ini, pihak Ukraina tidak pernah secara langsung mengakui pertanggungjawaban di balik serangan-serangan yang ditargetkan di dalam wilayah Rusia. Namun, pihaknya secara vokal merayakan dan menyambut baik serangan tersebut.

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi