Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto berharap pemerintah tidak mengabaikan industri perumahan/ properti di dalam negeri. Sebab, kata dia, kepemilikan rumah adalah salah satu indikator kesejahteraan.
“Jangan sampai sudah menambah subsidi oil and gas (minyak dan gas/ migas) yang saat ini sebesar Rp74,1 triliun, di mana sebenarnya subsidi yang berkaitan dengan migas itu ada mencapai lebih Rp200 triliun. Kalau Rp71,4 triliun saja, berarti setara dengan Rp2,2 juta per hari yang dibakar habis karena traffic, jarak rumah yang jauh, karena infrastruktur transportasi belum ada,” kata Joko dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, Rabu (7/2/2024).
“Kalau ada kementerian mampu mengharmoniskan orkestrasi sektor perumahan ini jadi lebih terencana dengan infrastruktur, transportasi, dan bisa menyatu dengan aspek sosial dan pendidikan, maka beban sosial subsidi migas itu bisa menurun,” sebut Joko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Karena properti itu hebat. Kalau subsidi oil and gas itu uangnya nggak akan balik. Tapi kalau subsidi didorong ke perumahan, maka akan jadi barang yaitu rumah, kemudian value rumah itu naik, kemudian berdampak ke output yang juga naik, maka uangnya akan kembali,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Joko, ada 185 subsektor industri dan lebih dari 7 juta tenaga kerja yang terkait dengan sektor properti di dalam negeri.
“Kalau ada pemahaman ini, maka akan muncul keberpihakan,” cetusnya.
Joko mengatakan, dengan angka backlog perumahan yang saat ini masih berkisar 12,7 juta, potensi pertumbuhan industri perumahan atau properti di Indonesia masih akan tinggi hingga menuju Indonesia Emas (tahun 2045).
Karena itu, dia pun mengajak sektor perbankan menghasilkan produk yang bisa memberikan akses mudah pembiayaan kepemilikan rumah, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
REI: Kontribusi Properti Untuk PDB Tembus Rp2.349 Triliun
(dce/dce)