Rudy Loho, H Ukat S Dan Tito Soemarsono Penerima Terbanyak Royalti Dari LMK Pelari

23 December 2022, 2:12

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jelang Hari Natal dan Tahun Baru 2023, Lembaga Manajemen Kolektif Pencipta Lagu Rekaman Industri Nusantara (LMK Pelari)kembali mendistribusikan Royalty Musik kepada pencipta lagu dan ahli waris yang tergabung di LMK Pelari.
Ketua Umum LMK Pelari, Sandec Sahetapy mengatakan royalty yang dibagikan kali ini  sebesar 75 persen dari total royalty. Sedang sisanya akan dibagikan pada bulan Januari tahun 2023.
“Royalty yang kami distribusikan kali ini sebesar 75%  dan dibagikan kepada 89 anggota, sedang  sisanya yang 25% akan didistribusikan kepada 190 orang pada bulan Januari nanti, karena LMKN selaku pengumpul royalty belum tutup buku,” ungkap Sandec Sahetapy disela-sela pendistribusian royalti di sebuah restoran dibilangan Kebayoran Lama, Kamis (22/12/2022).
Dalam pendistribusian royalty kali ini terdapat 3 besar penerima royaty sebagai ‘Hits maker’ yaitu Rudy Loho mendapat 29 juta Rupiah, disusul H.Ukat S mendapat 26,250 juta Rupiah, dan Tito Soemarsono mendapat 25 Juta Rupiah.
Sementara itu untuk kategori ‘Ikon’ penerima royalty 3 besar yaitu Fariz RM sebesar 11 juta Rupiah, disusul Franky Sahilatua 10 juta Rupiah dan Keenan nasution dan Tarida Hutauruk masing-masing sebesar 7,5 juta Rupiah.
Untuk menciptakan transparansi dalam pemungutan dan pendistribusian royalty, Sandec Sahetapy mengaku jika dirinya saat ini sedang berupaya untuk mendigitalisasi sistem royalty, tentunya agar semua jelas dan transparan seperti yang ia dengung-dengungkan selama ini.
“Dari awal saya selalu mengkapanyekan “Revolusi Transparansi Royalty”, saya selalu bilang itu dimana-mana. Maka agar tidak hanya sebatas selogan dan berhenti di mulut saja,  saya sedang menggodok sistem yang memungkinkan transparansi itu terwujud dan nyata, yaitu dengan membuat system digitalisasi melalui sebuah aplikasi yang nantinya para pencipta lagu bisa mengecek kapan saja secara ‘realtime’ lagunya dipakai dimana saja dan  oleh siapa saja. Semuanya  jelas nggak bisa diakal-akali dan nggak ada akal-akalan,” tutur Sandec yang juga menjabat sebagai Kepala Lisensi Royalti Musik Indonesia LMKN ini.
Dalam kesempatan yang sama, Chandra Darusman yang juga turut hadir dan memberikan sambutannya  dalam acara tersebut mengaku  sangat mengapresiasi apa yang telah dan akan dilakukan oleh LMK Pelari.
“Saya selaku Pengawas di LMKN tugasnya memberikan pengawasan kepada LMKN dan menerima masukan-masukan, termasuk  dari para LMK. Hari ini kita saksikan LMK Pelari sudah menjalankan semuanya. Transparansi distribusi royalty yang dilakukan LMK Pelari ini bisa menjadi percontohan yang  baik dan perlu dicontoh atau bahkan disaingi oleh LMK-LMK yang lain,” tutur Chandra.
Sementara itu Yessy Kurniawan selaku Komisioner yang juga hadir dan turut memberikan sambutan juga mengapresiasi kinerja LMK Pelari sekaligus menyoroti kepengurusan LMK Pelari yang sudah bekerja lebih dari setahun tidak terima Gaji.
“Saya mengapresiasi dengan baik distribusi yang dilakukan LMK Pelari yang cepat dan transparan. Tetapi maaf ya, ada yang saya juga harus sampaikan, saya dengar tadi Pengurus LMK Pelari sudah setahun lebih bekerja tidak mendapat gaji. Ini tidak boleh, tidak boleh terjadi, mereka yang bekerja mengurus royalty ini haru dapat gaji bulanan. Bukan masalah jumlahnya, tetapi dapur mereka harus tetep ngebul, mereka kan keluar tenaga dan biaya kesana kemari, jadi harus dibikin manajeman yang bagus kedepannya. Nanti saya akan bicara pribadi dengan Bung Sandec soal ini,” papar Yessy.
Estafet Kepemimpinan Sementara LMK Pelari
Dalam acara tersebut, selain pendistribusian royalty juga dilakukan estafet komando kepemimpinan di tubuh LMK-Pelari. Karena kesibukannya sebagai Ketua Harian bidang Kolekting di LMKN, maka untuk memimpin Pelari dalam melakukan kegiatan sehari-hari Sandec menyerahkan kepemimpinan ini kepada Rudy Loho, yang menjabat sebagai Sekretaris Umum.
“Karena kesibukan saya sebagai Kepala Lisensi Royalti Musik Indonesia LMKN, dan persiapan saya dan keluarga akan pindah ke Belanda, maka  hari ini saya mengumumkan bahwa untuk menjalankan tugas LMK Pelari saya serahkan kepada Rudy Loho. Tenang saja saya tetap masih Ketua, setidaknya sampai setahun kedepan, tetapi untuk mengurus LMK Pelari kami serahkan tongkat komando kepada Rudy Loho,” kata Sandec lagi.
Menanggapi  tugas barunya ini, Rudy Loho mengaku akan melaksanakan Amanat ini sebaik-baiknya demi masa depan Pelari yang lebih baik.
“Ini Amanat ya, jadi saya harus menjalankan semau ini sebaik-baiknya, kedepan kita berusaha ada kantor tetap yang kita sewa, terus saya berusaha semua pengurus mendapatkan gaji. Jangan berpikir jumlahnya dulu, tetapi yang penting  dapat gaji. Saya tidak cari uang disini, saya tidak akan korupsi, apa lagi ini  uang milik teman-teman yang sejak 40 tahun lalu ersama-sama sejak dari era Glodok,” kata Rudy.
Turut hadir dalam acara tersebut  sejumlah musisi yang memiliki nama besar baik yang  mendapatkan royalty maupun sebagai tamu undangan seperti Fariz RM, Imaniar, Tito Soemarsono, John Paul Ivan, Jelly Tobing, Ahli Waris Alm, Franky Sahilatua, Timur Priyono, Obbie Mesakh, dan Jend TNI AD (Purn) Unggul Yudoyono selaku Pembina LMK Pelari Nusantara.
Imaniar yang merupakan salahsatu penerima royalti pencipta lagu menuturkan bahwa LMK Pelari sangat transparan dalam mendistribusikan royalti.
“Saya salut dengan LMK Pelari, mereka begitu transparan dengan menyertakan bukti bukti yang jelas, jadi kita tidak hanya diberikan royalti saja, tetapi sumber sumbernya dari mana saja royalti yang kita terima dan jelas berapa kali lagu kita diputar serta dimana saja,” jelas Imaniar.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi