RTN Teken Kontrak Jumbo, CYBR Ingatkan Penguatan SDM di Tengah Tren AI

RTN Teken Kontrak Jumbo, CYBR Ingatkan Penguatan SDM di Tengah Tren AI

Bisnis.com, JAKARTA — PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR) mengingatkan urgensi penguatan sumber daya manusia (SDM) di tengah perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang tumbuh pesat.  

Laporan Statista memperkirakan perkembangan AI di Indonesia menunjukkan pertumbuhan eksponensial hingga 2030, didorong transformasi digital, kebijakan nasional, dan adopsi sektor swasta.

Pasar AI diprediksi capai US$ 2,97 miliar pada 2025 dengan CAGR 18,3% hingga 2031, kontribusi hingga 12% terhadap PDB nasional. Namun sejalan dengan pertumbuhan itu, ancaman siber dari peretas juga menghantui. 

Presiden Direktur ITSEC Asia Patrick Rudolf Dannacher mengatakan ke depan, ancaman siber diproyeksikan makin kompleks, terorganisir dan memanfaatkan teknologi AI.

Teknologi baru itu tidak hanya digunakan sebagai alat pertahanan, tetapi juga berpotensi dimanfaatkan oleh pelaku ancaman untuk meningkatkan skala dan kecanggihan dari serangan. Karena itu untuk menghadapinya, pengembangan kapabilitas SDM menjadi kunci. 

“Pelatihan yang adaptif dan berbasis teknologi terkini diperlukan agar institusi mampu merespons dinamika ancaman dengan cepat dan tepat,” kata Patrick kepada Bisnis, Senin (29/12/2025). 

Membaca tantangan tersebut, ITSEC melalui ITSEC Cyber Academy (ITSEC Cyber & AI Academy),  menandatangani kontrak kerja sama dengan PT Republik Technetronic Nusantara (RTN) yang merupakan penyedia layanan bagi Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

ITSEC akan menyelenggarakan pelatihan Keamanan Siber dan Kecerdasan Buatan dengan kurikulum yang mengacu pada standar internasional. Program ini dirancang untuk membekali peserta dengan kemampuan praktikal serta pemahaman terkini atas tren ancaman siber internasional dan pengembangan teknologi kecerdasan buatan.

Dari sisi komersial, nilai kontrak tersebut mencapai US$60 juta atau Rp1 triliun dengan periode pelaksanaan selama 4 (empat) tahun sejak kontrak ditandatangani.

Patrick mengatakan pelatihan yang dikembangkan ITSEC Cyber & AI Academy dirancang dengan menyatukan penguasaan teknologi software dan hardware dalam satu kerangka pembelajaran terintegrasi.

Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kemampuan teknis, tetapi juga membangun kesiapan operasional dan ketahan jangka panjang melalui kurikulum yang adaptif terhadap dinamika ancaman siber global. 

“Pendekatan ini memastikan  peserta tidak hanya memahami teknologi, tetapi mampu mengimplementasikan secara strategis di lingkungan nyata,” kata Patrick.

Kerja sama dengan mitra Kemenhan hanyalah awal. Patrick mengatakan ITSEC sangat terbuka untuk menjajaki penerapan model pelatihan serupa di berbagai kementerian dan lembaga. Kerangka pelatihan dirancang modular dan fleksibel, sehingga dapat disesuaikan dengan mandat, kebutuhan dan profil risiko masing-masing institusi.

Pendekatan ini memungkinkan penguatan kapabilitas lintas sektor, dengan fokus pada pembangunan kesiapan jangka panjang di bidang keamanan siber dan pengembangan SDM.