Jakarta – Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza Dr Mohamed Abu Salmiya mengatakan bahwa tim medis rumah sakit tidak mampu menangani jumlah warga sipil yang terluka yang terus bertambah akibat serangan udara dan pemboman Israel yang gencar.
Dr Abu Salmiya mengatakan sejumlah besar obat-obatan dan perlengkapan medis telah habis di daerah itu akibat blokade ketat Israel di Jalur Gaza, dengan semua penyeberangan ditutup oleh Israel sejak 2 Maret sehingga tidak ada bantuan yang bisa masuk ke Jalur Gaza.
“Sistem perawatan kesehatan tidak dapat menangani sejumlah besar warga yang terluka, dan kami menghadapi kekurangan obat-obatan akibat penutupan penyeberangan,” kata Abu Salmiya dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (19/3/2025).
Setidaknya 400 warga Palestina telah tewas dalam gelombang serangan brutal Israel di seluruh Jalur Gaza pada Senin (17/3)/ Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat karena banyak yang dalam kondisi kritis atau masih tertimbun reruntuhan bangunan yang dibom.
Sistem kesehatan di Gaza Utara sebagian besar telah runtuh dengan hanya satu generator oksigen, satu mesin pemindai tomografi terkomputerisasi (CT), dan satu mesin X-ray.
Ada kekurangan obat-obatan dan bahan habis pakai sehingga tim medis yang kelelahan harus mencuci dan mensterilkan kain kasa untuk menggunakannya lagi. Beberapa korban dibawa ke rumah sakit dengan kereta hewan karena keterbatasan ambulans medis.
(kna/kna)