Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengungkapkan hasil sementara pemilu di Amerika Serikat (AS) akan berdampak terhadap negara berkembang termasuk Indonesia. Apa sajakah itu?
Dalam penghitungan suara elektoral yang berlangsung pada Selasa malam, 5 November 2024, Donald Trump dari Partai Republik sementara memimpin dengan perolehan 188 suara, sedangkan Kamala Harris dari Partai Demokrat memperoleh 99 suara. Data ini menunjukkan tren awal yang dapat memengaruhi pasar global.
Perry menuturkan, dinamika ini akan berdampak signifikan pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Terdapat tiga aspek utama yang perlu diperhatikan. Pertama, tekanan terhadap nilai tukar. Kedua, arus modal. Ketiga, pengaruh terhadap ketidakpastian di pasar keuangan.
“Kami harus merespons situasi ini dengan hati-hati. Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta bekerja sama erat dengan Pemerintah dan KSSK,” ujar dia.
Selain itu, ia menuturkan, kemenangan Donald Trump berpotensi mendorong penguatan nilai dolar AS. Hal ini diungkapkan dalam laporan yang dirilis pada Rabu, 6 November 2024.
“Kami memantau perkembangan pemilu di AS, dan saat ini Trump unggul. Prediksi pasar menunjukkan bahwa dolar AS kemungkinan besar akan menguat, suku bunga di AS akan tetap tinggi, dan ketegangan dalam perang dagang akan berlanjut.” Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta.
Jika Donald Trump berhasil memenangkan pemilihan presiden, diperkirakan nilai dolar AS terus menguat. Selain itu, suku bunga di AS diprediksi tetap tinggi dan ketegangan dalam hubungan dagang internasional akan terus berlanjut.
Perry juga menyoroti ketidakpastian geopolitik, termasuk konflik di Timur Tengah, akan mempengaruhi keputusan mengenai suku bunga. “Kepastian mengenai penurunan suku bunga akan sangat dipengaruhi oleh ketegangan ini,” ia menambahkann.