RI Bakal Punya Bisnis Baru Migas, Begini Keuntungannya..

4 October 2023, 15:45

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membidik peluang bisnis baru berupa penyimpanan karbon dari negara lain di Indonesia. Mengingat tempat penyimpanan karbon pada reservoir lapangan migas RI masih cukup besar.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan bisnis migas ke depan tidak hanya berkutat pada kegiatan produksi di sektor hulu saja. Lebih dari itu, ada beberapa bisnis masa depan yang dapat dimanfaatkan seperti proyek penyimpanan karbon melalui Carbon Capture and Storage (CCS).
Meski begitu, sebelum masuk kepada bisnis penyimpanan karbon, pihaknya akan mempraktikkan penggunaan teknologi Carbon Capture, Utilization, and StorageĀ (CCUS) di wilayah operasi BP. Adapun penggunaan teknologi CCUS ini sebagai upaya untuk meningkatkan produksi suatu perusahaan melalui CO2-EOR/EGR.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kita dorong ke sana dulu kan itu lebih mudah, jadi gas didorong di gas. Kalau sekitar nya cukup sisa banyak, kita bisa inject ke tempat lain sekitar situ. Misalnya tempatnya besar diinjeksikan semuanya dibutuhkan cuman 100 misalnya ada storage-nya 500 sisa 400, nah 400 ini bisa nambah dari tempat lain untuk storage tempat lain,” kata dia usai acara Penghargaan Keselamatan Migas tahun 2023, dikutip Rabu (4/10/2023).
Tutuka membeberkan banyak negara yang minat apabila RI menjalankan bisnis penyimpanan karbon. Salah satunya yakni seperti Jepang yang cukup fokus terhadap permasalahan pengurangan emisi karbon.
“Kalau menurut kami pasarnya kayak negara Jepang itu kan setiap perusahaan seperti Inpex di Indonesia itu harus melakukan CCS, itu mandatory tidak boleh melempar CO2 ke udara, itu mandatory dari negaranya,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan pihaknya tengah fokus menggenjot pengembangan teknologi CCS. Pasalnya, teknologi CCS dapat menjadi arah pengembangan bisnis di masa depan.
Menurut Arifin dalam merespon tuntutan global, Indonesia perlu memanfaatkan sumber daya alam yang ada guna mengurangi emisi karbon. Apalagi RI mempunyai potensi tempat penyimpanan karbon pada reservoir lapangan migas hingga mencapai 400 giga ton co2.
“Untuk mendorong kita punya industri nanti, ini bisa digunakan untuk carbon hub kita bisa melakukan perdagangan. Eh lu mau simpan bayar. Contohnya Jepang Korea punya program untuk menyimpan 100 juta ton co2 tiap tahun,” katanya dalam acara peluncuran buku Arcandra Tahar Public Interest in Energy Sector, Rabu malam (5/7/2023).
Adapun dari tempat penyimpanan karbon sebesar 400 giga ton co2 tersebut, Indonesia paling tidak hanya memanfaatkannya sebesar 25% hingga tahun 2060.
“Ini yang sedang kita develop kalau kita bisa laksanakan dengan bijak kita bisa membalik ancaman jadi kesempatan,” ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Konkret! Pertamina Sudah Terapkan Injeksi & Simpan Karbon

(pgr/pgr)

Partai

Institusi

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi