Bisnis.com, JAKARTA — PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR) akan fokus dalam mendorong solusi keamanan siber berbasis kecerdasan buatan (AI) dan pelatihan digital pada 2026 untuk menjaga pertumbuhan bisnis berkelanjutan pada 2026.
Presiden Direktur ITSEC Asia Patrick Dannacher mengatakan memasuki 2026, ITSEC akan terus mendorong inovasi keamanan siber berbasis AI sekaligus menskalakan pengembangan talenta untuk mendukung kebutuhan ketahanan siber nasional dan regional.
Patrick mengatakan ITSEC akan memperkuat strategi jangka panjangnya melalui pengembangan ITSEC Cybersecurity & AI Academy, sebuah platform pengembangan kapabilitas yang dirancang untuk mencetak talenta keamanan siber dan AI yang selaras dengan kebutuhan industri.
Sebagai perusahaan terbuka yang beroperasi di tengah lanskap ancaman yang dinamis, ITSEC meyakini bahwa kesiapan nasional dan industri harus dibangun dengan solusi keamanan yang terpercaya dan juga kapabilitas sumber daya manusia yang berstandar global.
Melalui ITSEC Cybersecurity & AI Academy, ITSEC melengkapi penawaran end-to-end dengan memungkinkan organisasi maupun institusi mengakses tidak hanya teknologi dan layanan, tetapi juga tenaga profesional terlatih yang mampu mengimplementasikan, mengoperasikan dan mempertahankan pertahanan siber modern.
“Pasar tidak hanya membutuhkan alat yang lebih baik, tetapi juga SDM yang mampu mengoperasikannya. Academy kami merupakan komitmen jangka panjang bagi talenta keamanan siber dan AI di Indonesia,” kata Patrick dikutip Rabu (31/12/2025).
Sepanjang 2025, kata Patrick, ITSEC terus memperkuat misinya dalam menghadirkan solusi keamanan siber yang terukur, skalabel, dan relevan terhadap ancaman digital. Perusahaan mempertajam fokus pada pemanfaatan AI sebagai force multiplier yang praktis.
Tidak hanya untuk mendorong inovasi produk dan layanan, tetapi juga untuk mencetak profesional keamanan siber dan AI yang siap menjawab kebutuhan sektor publik dan swasta yang terus meningkat.
“Kami memperkuat layanan dan kinerja keuangan, sekaligus berfokus pada AI, bukan hanya sebagai jargon, tetapi sebagai kemampuan nyata yang dapat membantu organisasi mendeteksi ancaman lebih cepat, merespons dengan lebih cerdas dan mengukur tingkat keamanan,” kata Patrick.
Dia mengatakan AI terus membentuk ulang lanskap ancaman siber, termasuk cara serangan digital diluncurkan, diperluas dan disamarkan. Menjawab tantangan tersebut, ITSEC memperluas peran AI di seluruh ekosistem keamanan sibernya untuk menghadirkan hasil yang nyata.
Sebelumnya, ITSEC juga mengumumkan perluasan layanannya dengan masuk ke Qatar, salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi menjanjikan di Timur Tengah. Patrick mengatakan perusahaan berkomitmen untuk memberikan solusi keamanan terbaik ke sejumlah sektor strategis di Qatar.
ITSEC melihat sektor telekomunikasi, minyak & gas (migas), penerbangan, hingga perbankan, sebagai sektor yang potensial yang akan digarap ITSEC. Menurutnya, secara fundamental masalah yang terjadi di Qatar sama seperti masalah yang terjadi di Indonesia sehingga menghadirkan layanan yang sudah terbukti di suatu negara dan kemudian diadopsi ke negara lain – karena permasalahannya sama – bukanlah hal yang sulit.
“Saya pikir ini adalah negara yang sangat penting secara global. Nomor satu dan bagi kami ini benar-benar menunjukkan lagi tentang apa yang bisa dilakukan talenta Indonesia,” kata Patrick kepada Bisnis, Jumat (5/12/2025).
Sekadar informasi, meski memiliki permasalahan yang sama dengan Indonesia, namun tingkat PDB per kapita di Qatar lebih tinggi sehingga secara persentase nilai layanan yang dijual di Qatar akan lebih berkualitas.
Pertumbuhan PDB tinggi di Qatar disebabkan negara ini memiliki keunggulan di sektor gas alam cair/LNG.
QatarEnergy, ExxonMobil, TotalEnergies, Shell, dan ConocoPhillips adalah sejumlah nama besar perusahaan yang bergerak di sektor tersebut. Sementara untuk perusahaan telekomunikasi, ada Ooredoo dan Vodafone, yang seluruhnya menjadi pasar yang diincar ITSEC.
Patrick menambahkan ITSEC Asia hadir di Qatar dengan menggandeng mitra lokal. Dia tidak menyebutkan nama perusahaan tersebut, tetapi dipastikan perusahaan besar.
Selain menggandeng mitra lokal, ITSEC Asia rencananya juga akan membangun pusat pengembangan dan riset (R&D) di Doha untuk mempelajari pasar dan solusi yang relevan.
Solusi dan hasil riset yang dihasilkan oleh R&D tersebut nantinya tidak hanya dimanfaatkan di Qatar, juga Indonesia. Pun sebaliknya.
“Apa pun yang dipelajari di sana akan kami bawa ke Indonesia,” kata Patrick.
