Reku Helat Indonesia Bitcoin Conference 2023, Ajang Tingkatkan Pertumbuhan & Adopsi Kripto

31 October 2023, 19:47

Warta Ekonomi, Jakarta –
Platform jual-beli dan investasi aset kripto berbasis di Indonesia, Reku, baru-baru ini menghelat acara Indonesia Bitcoin Conference 2023 di Sanur, Bali pada 26-27 Oktober 2023. Acara ini membahas tentang perkembangan Bitcoin (BTC) dan teknologinya, perannya sebagai sarana investasi dan infrastruktur keuangan global, serta kontribusinya dalam membuka perjalanan ases kripto secara keseluruhan.

Dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai negara, acara ini menghadirkan para pemimpin, pelaku industri, komunitas Bitcoin dengan sebanyak 60 figur global dan nasional, seperti pendiri Twitter sekaligus Chairman Block Inc Jack Dorsey, Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Tirta Karma Senjaya selaku Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar, Bappebti, serta Stephan Livera, Head of Education dari Swan Bitcoin dan Alex Gladstein dari Human Rights Foundation.
Chief Operating Officer Reku, Jesse Choi mengatakan dukungan Reku sebagai sponsor utama dalam Indonesia Bitcoin Conference 2023 merupakan bagian dari komitmen Reku untuk terus mendorong perkembangan teknologi blockchain dan aset kripto di Indonesia. Menurutnya, acara tersebut tidak hanya sekedar konferensi, melainkan sarana untuk mendorong pertumbuhan Bitcoin dan teknologi blockchain. 

Baca Juga: Singapura Rencanakan Uji Coba Kripto dengan Jepang, Swiss, dan Inggris, Bagaimana Progresnya?
Choi menambahkan, pada tahun 2022, pengguna kripto global telah mencapai 320 juta, yang dianggap bertumbuh secara pesat dan merangkul berbagai generasi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi di Indonesia Bitcoin Conference 2023. 
“Sehingga kolaborasi antara para pelaku industri di Indonesia Bitcoin Conference diperlukan untuk saling berbagi gagasan dan ide demi meningkatkan ekosistem dan adopsi aset kripto yang berkelanjutan,” kata Choi.
Pendiri Twitter sekaligus Chairman Block Inch, Jack Dorsey mengungkapkan keyakinannya bahwa adopsi Bitcoin akan terus bertumbuh.
“Penggunaan Bitcoin akan terus berkembang. Seperti NOSTR, di mana saya yakin bahwa teknologi dan komunitas Bitcoin telah membuat perkembangan untuk terus berlanjut,” ungkap Dorsey.
“Meskipun sebagian besar negara-negara Barat menggunakan Bitcoin karena keperluan pembayaran dan investasi, pada dasarnya Bitcoin akan menjadi kebutuhan bagi orang-orang di belahan bumi Selatan juga. Di antaranya seperti Kosta Rika, Argentina, dan termasuk di benua lain contohnya seperti Nigeria, Kenya di Afrika serta negara-negara lain yang mengalami hiperinflasi,” tambah Dorsey.
Senada dengan Dorsey, Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menegaskan optimismenya terhadap peluang teknologi blockchain untuk transaksi non-ekonomi di Indonesia. Gita menggambarkan teknologi blockchain seperti laut yang sangat luas dengan peluang-peluang yang besar.
“Hal-hal yang sifatnya non ekonomi banyak yang sangat melekat dengan kepentingan Indonesia ke depannya. Seperti biodiversitas kita, gimana kita bisa memberdayakan sistem atau teknologi blockchain agar biodiversitas kita bisa lebih diakui oleh kita sendiri atau komunitas internasional. Yang lainnya adalah kredit sosial, budaya, spiritual, dan politik. Setiap cabangnya banyak yang bisa memberdayakan teknologi blockchain agar setiap orang dari Sabang sampai Merauke bisa diakui kapasitas dan kapabilitasnya,” tegas Gita.

Gita juga memproyeksi, adopsi Bitcoin akan semakin tinggi mendatang. Gita menyebutkan, “… peningkatan adopsinya di atas 100 persen per tahun dalam 14 tahun terakhir. Ini sangat menjanjikan dan tidak ada tanda bahwa Bitcoin akan slow down.”
Baca Juga: Hubungkan 500 Ribu Petani Sawit, Malaysia Segera Luncurkan Sistem Keterlusuran Rantai Pasok
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi