Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Kediri terus berinovasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian dengan mengoptimalkan aset daerah. Salah satu upaya terbaru adalah pemanfaatan lahan kosong milik Pemkab di kawasan UPTD Benih, Desa Darungan, Kecamatan Pare, yang kini dikembangkan menjadi kebun melon hidroponik bernilai ekonomi tinggi.
Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, memimpin panen perdana kebun tersebut sekaligus menyerahkan bantuan alat mesin pertanian kepada kelompok tani. Ia mengapresiasi langkah Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) yang mampu mengubah lahan idle menjadi lahan produktif dengan konsep pertanian modern.
“Alhamdulillah, lahan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan kini bisa menghasilkan komoditas bernilai tinggi. Hari ini kita panen tiga jenis melon, yaitu Inthanon, Honey Globe, dan Golden,” ujarnya.
Lahan seluas 800 meter persegi itu menampung sekitar 2.300 tanaman dengan estimasi hasil panen mencapai 3,5 ton. Dengan harga jual rata-rata Rp25.000 per kilogram, hasil pertanian ini dinilai mampu menambah pendapatan petani lokal.
Mbak Dewi, sapaan akrab Wakil Bupati Kediri, menjelaskan bahwa sistem hidroponik menjadi terobosan penting dalam pertanian modern. Metode ini menggunakan media serabut kelapa dan sistem pengairan otomatis yang dapat dikendalikan melalui gawai. Proses pemberian nutrisi pun dilakukan secara terukur sesuai kebutuhan tanaman.
Selain berfokus pada produktivitas, program ini juga menyoroti pentingnya regenerasi petani di Kabupaten Kediri. Berdasarkan data, dari total 226.104 petani, hanya 0,8% berusia 15–24 tahun dan 7% berusia 25–34 tahun.
“Pertanian modern ini bisa menjadi peluang bagi anak muda. Bertani sekarang tidak harus ke sawah membawa cangkul. Mereka bisa belajar sambil sekolah, bahkan sudah bisa produktif,” ungkapnya.
Mbak Dewi menambahkan bahwa kondisi tanah dan iklim di Kabupaten Kediri sangat mendukung pengembangan hortikultura. Kehadiran Bandara Dhoho juga diyakini akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk pertanian lokal.
Sementara itu, Plt Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri, Sukadi, menjelaskan bahwa proyek melon hidroponik ini melibatkan siswa SMK pertanian sejak awal penanaman hingga masa panen.
“Anak-anak SMK pertanian sudah terlibat penuh. Harapannya setelah lulus, mereka bisa terus menanam sambil kuliah. Ini langkah nyata membangun regenerasi petani muda di Kediri,” ujar Sukadi.
Ia menambahkan, pihaknya juga menerima bantuan 10 unit traktor roda empat dari Kementerian Pertanian untuk mendukung efisiensi produksi kelompok tani dan mempercepat adopsi teknologi di sektor pertanian daerah. [ADV PKP/nm]
