Ratusan Rumah Tangga di Bojonegoro Terima Pemasangan Listrik Gratis

Ratusan Rumah Tangga di Bojonegoro Terima Pemasangan Listrik Gratis

Bojonegoro (beritajatim.com) – Sebanyak 908 warga kurang mampu di Kabupaten Bojonegoro menerima pemasangan listrik gratis atau Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Program tersebut melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang tersebar di 17 kecamatan, Minggu (29/12/2024).

Koordinator Perlindungan Konsumen dan Usaha Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM Ainul Wafa mengatakan, pada 2024, Program BPBL telah ditetapkan untuk 26.840 rumah tangga di Jawa Timur. Secara bertahap akan ditingkatkan sesuai target sebesar 27.120 rumah tangga.

Dalam Penyalaan Pertama Program BPBL di Desa Penganten, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Ainul menyampaikan, program yang telah dijalankan sejak tahun 2022 ini tetap berlanjut pada tahun 2024 dengan target 150.000 rumah tangga se-Indonesia.

“Banyak ditemui rumah ada di bawah tiang listrik, tapi rumah itu tidak punya listrik sendiri, itu miris. Untuk itu Pemerintah hadir untuk melistriki setiap rumah tangga yang tidak mampu memasang listrik sendiri karena keterbatasan biaya,” ungkap Ainul.

Sementara Anggota Komisi XII DPR RI, Ratna Juwita Sari menyampaikan bahwa program BPBL diinisiasi untuk masyarakat kurang mampu. Sehingga dapat memperoleh akses listrik dan meningkatkan taraf hidup. Dengan sudah teraliri listrik ini, diharapkan bisa memberikan dampak positif.

“Saya memotivasi kepada warga yang sudah memiliki listrik ini, nantinya bisa membuka usaha produktif di rumahnya, dan selanjutnya mampu membeli token listriknya sendiri,” terang Ratna.

Hal senada diungkapkan oleh Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro, Djoko Lukito yang mengapresiasi program ini. Djoko Lukito berharap masyarakat penerima program bisa memanfaatkan listrik ini dengan baik, bisa digunakan untuk penerangan, memasak dan usaha.

“Jangan salah kaprah, misal digunakan untuk perangkat tikus di sawah, karena itu sangat berbahaya, bisa menyebabkan korsleting listrik bahkan kebakaran,” tegas Djoko.

Salah seorang warga Desa Penganten yang mendapatkan bantuan sambung listrik gratis ini adalah Suparno (47). Sehari-hari ia bekerja sebagai petani dan buruh serabutan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Tinggal bersama istri, dua anak dan orang tuanya di rumah yang berlantai dan berdinding kayu, Suparno gembira mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Pria paruh baya ini berharap dengan hadirnya listrik, bisa merubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik lagi. “Selama ini nyalur listrik dari keluarga, mau pasang ga ada uangnya, kalau kekumpul uang buat hidup aja (makan-red),” ujarnya.

Suparno adalah salah satu dari 150.000 rumah tangga penerima manfaat program BPBL tahun anggaran 2024. Program BPBL ini menjadi bukti komitmen Pemerintah untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak mampu dan listrik untuk kehidupan yang lebih baik. [lus/suf]