Bisnis.com, JAKARTA — PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) memiliki 24.029 menara dengan jumlah penyewa mencapai 42.662 penyewa pada kuartal III/2025. Jumlah menara dan penyewa perusahaan naik tipis. Rasio penyewa penyewa per menara turun.
Dibandingkan dengan kuartal III/2024, jumlah menara TBIG bertambah 644 menara dari sebelumnya 23.565 menara. Seiring dengan jumlah menara yang bertambah, jumlah penyewa ikut bertambah dengan pertumbuhan yang lebih sedikit dibandingkan menara yaitu 232 penyewa. Adapun pada kuartal III/2024 jumlah penyewa menara TBIG mencapai 42.430 penyewa.
Dikutip dari laporan keuangan TBIG kuartal III/2025. Dengan pencapaian tersebut, rasio menara per penyewa sekitar 1,76 kali, turun sekitar 0,04 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 1,80 kali.
Rasio menurun karena beberapa kontrak pelanggan utama tidak diperpanjang, termasuk dari XL Axiata dan Smartfren setelah keduanya memutuskan untuk merger.
Diketahui, TBIG membukukan penurunan laba bersih meskipun pendapatan perusahaan meningkat sampai dengan September 2025. Laba bersih TBIG turun menjadi Rp1,1 triliun sepanjang 9 bulan 2025.
Laba bersih TBIG turun 5,06% secara tahunan, dari sebelumnya sebesar Rp1,16 triliun. Sementara itu, pendapatan TBIG sampai 9 bulan 2025 naik tipis 0,70% menjadi Rp5,16 triliun dari Rp5,12 triliun secara tahunan atau year on year (YoY).
Pendapatan TBIG dikontribusi oleh PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel sebesar Rp1,71 triliun, PT Indosat Tbk. (ISAT) sebesar Rp1,29 triliun, dan PT XLSMART Telecom Sejahtera sebesar Rp988,4 miliar.
Dalam laporan keuangannya, TBIG masih mencatatkan pendapatan dari PT XL Axiata Tbk. dan PT Smart Telecom. Pendapatan dari XL Axiata adalah sebesar Rp371,7 miliar, dan dari Smart Telecom sebesar Rp271 miliar.
Sementara itu, pendapatan dari serat optik TBIG adalah sebesar Rp469,9 miliar, dengan pendapatan dari properti investasi sebesar Rp2,6 miliar.
Total aset TBIG sampai September 2025 mencapai Rp44,7 triliun, turun dari akhir Desember 2024 yang sebesar Rp47,3 triliun. Lalu total liabilitas TBIG juga turun menjadi Rp34 triliun per September 2025, dari sebelumnya sebesar Rp36,7 triliun per Desember 2024.
Jumlah ekuitas TBIG di sisi lain meningkat menjadi Rp10,7 triliun, dari Rp10,56 triliun secara year to date.
