Raksasa E-Commerce Global Amazon PHK 30.000 Karyawan

Raksasa E-Commerce Global Amazon PHK 30.000 Karyawan

Bisnis.com, JAKARTA — Amazon, raksasa e-commerce global, berencana memangkas hingga 30.000 posisi korporat mulai Selasa (28/10/2025) waktu setempat, sebagai bagian dari upaya efisiensi biaya dan penyesuaian atas perekrutan berlebih selama lonjakan permintaan di masa pandemi.

Berdasarkan informasi dari tiga sumber yang dikutip dari Reuters, jumlah itu setara hampir 10% dari sekitar 350.000 karyawan korporat Amazon, meskipun hanya sebagian kecil dari total 1,55 juta pegawai secara keseluruhan. 

Jika terealisasi, langkah ini akan menjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesar di Amazon sejak perusahaan memangkas sekitar 27.000 posisi pada akhir 2022.

PHK dilakukan di tengah pertumbuhan Amazon yang cukup kuat. Amazon melaporkan pendapatan yang melampaui ekspektasi analis pada kuartal pertama dan kedua tahun 2025.

Pada kuartal I/2025, pendapatan Amazon mencapai US$155,7 miliar, mengalahkan perkiraan $155,29 miliar. Kemudian, pada kuartal II/2025 pendapatan naik 13% dari tahun ke tahun (YoY) menjadi U$167,7 miliar, melebihi estimasi konsensus sebesar $162,15 miliar.

Amazon juga mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar e-commerce dan cloud global, dengan pangsa pasar AS sebesar 37,6% pada Agustus 2025.

Ruang lingkup pemangkasan kali ini belum sepenuhnya jelas dan masih dapat berubah tergantung prioritas keuangan perusahaan. Menurut laporan Fortune, divisi sumber daya manusia (SDM) berpotensi menjadi salah satu yang paling terdampak, dengan kemungkinan pemangkasan sekitar 15%.

Adapun, hingga saat ini juru bicara Amazon menolak memberikan komentar.

Selama dua tahun terakhir, Amazon telah melakukan pemangkasan dalam skala lebih kecil di berbagai unit bisnis, termasuk perangkat, komunikasi, podcast, serta layanan lainnya. PHK terbaru ini diperkirakan akan menyentuh beberapa divisi, seperti People Experience and Technology (SDM dan teknologi), perangkat dan layanan, serta operasi, menurut sumber terkait.

Para manajer dari tim yang terdampak telah diminta mengikuti pelatihan pada Senin (27/10/2025) mengenai cara menyampaikan pemberitahuan kepada staf setelah email resmi PHK dikirimkan mulai Selasa pagi.

CEO Amazon Andy Jassy tengah menjalankan inisiatif untuk memangkas birokrasi berlebih, termasuk dengan mengurangi jumlah manajer. Ia bahkan membuka jalur pengaduan anonim untuk melaporkan inefisiensi internal, yang telah menghasilkan sekitar 1.500 masukan dan lebih dari 450 perubahan proses, menurut pernyataannya awal tahun ini.

Jassy sebelumnya juga mengatakan bahwa peningkatan penggunaan kecerdasan buatan (AI) kemungkinan akan menyebabkan pengurangan tenaga kerja lebih lanjut, terutama melalui otomatisasi tugas-tugas rutin.

“Langkah terbaru ini menunjukkan bahwa Amazon kemungkinan telah merasakan cukup banyak peningkatan produktivitas yang digerakkan oleh AI sehingga memungkinkan pengurangan tenaga kerja secara signifikan,” ujar Sky Canaves, analis di eMarketer.

Menurutnya, Amazon juga berada di bawah tekanan untuk menyeimbangkan investasi jangka panjang dalam pengembangan infrastruktur AI dengan profitabilitas jangka pendek.

Berdasarkan data situs Layoffs.fyi yang memantau pemangkasan tenaga kerja di sektor teknologi, sekitar 98.000 tenaga kerja telah di-PHK tahun ini di 216 perusahaan, dibandingkan dengan 153.000 posisi sepanjang 2024.