Jakarta –
Jepang dikenal sebagai negara yang penduduknya panjang umur. Ini bukan sekedar omong kosong, nyatanya Jepang hingga saat ini menjadi negara dengan jumlah centenarian (orang berusia 100 tahun atau lebih) terbanyak di dunia dengan 99.763 orang.
Jumlah tersebut membuat Jepang menjadi negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia. Perempuan menyumbang 88 persen dari seluruh penduduk berusia 100 tahun ke atas.
Selama puluhan tahun, para peneliti memandang Jepang sebagai kunci untuk memahami mengapa begitu banyak warganya bisa hidup panjang umur, bahkan dalam kondisi kesehatan yang baik. Rupanya rahasianya bukanlah genetik semata, tapi ada faktor lain yang mempengaruhinya.
Pola Makan Sehat
Dikutip dari Daily Mail, pola makan tradisional Jepang telah lama dikagumi ilmuwan seluruh dunia. Orang Jepang berfokus pada makanan utuh yang padat nutrisi.
Ikan, sayuran, kedelai, rumput laut, teh hijau, makanan fermentasi, serta ubi jalar ungu yang terkenal menjadi dasar pola makan yang mendukung kestabilan gula darah dan metabolisme yang sehat hingga usia lanjut. Salah paling terkenal adalah konsep ‘hara hachi bu’, yaitu kebiasaan berhenti makan saat merasa kenyang sekitar 80 persen.
Kebiasaan sederhana ini mengurangi stres metabolik, mencegah makan berlebihan, dan membantu Jepang mempertahankan salah satu tingkat obesitas terendah di dunia.
Aktivitas Fisik Rutin
Bergerak adalah bagian alami dari kebiasaan warga Jepang. Para lansia tetap jalan ke pasar, berdiri di transportasi umum, jongkok saat berkebun, hingga bersepeda untuk keperluan sehari-hari.
Banyak dari mereka yang juga masih mengikuti Radio Taiso, sebuah senam pagi ringan yang disiarkan secara nasional. Lingkungan juga mendukung kebiasaan ini.
Kota-kota ramah pejalan kaki, permukiman padat dan terjangkau, serta sistem transportasi umum mendorong pergerakan ringan secara rutin.
Gaya Hidup Bebas Stres
Warga Jepang menganut pandangan hidup Ikigai yang merujuk pada alasan mengapa seseorang untuk hidup. Ini dianggap sebagai salah satu faktor psikologis yang membuat mereka hidup lebih panjang.
Rasa tujuan hidup berfungsi sebagai penyangga alami terhadap stres, membantu menyeimbangkan hormon, meningkatkan imunitas, serta melindungi dari depresi dan penurunan kognitif. Bahkan di usia 90-an dan lebih, banyak lansia Jepang tetap memiliki rutinitas, hobi, pertemanan, dan tanggung jawab yang memberi arah jelas setiap pagi.
Rasa tujuan ini sangat erat kaitannya dengan komunitas. Struktur sosial Jepang tetap saling terhubung, dengan rumah tangga multigenerasi, festival rutin, tradisi lingkungan, serta ekspektasi budaya untuk tetap aktif secara sosial.
Sistem Kesehatan Baik
Sistem layanan kesehatan Jepang memainkan peran penting dalam tingginya angka harapan hidup nasional. Perawatan pencegahan diprioritaskan sejak masa kanak-kanak hingga usia lanjut, dengan pemeriksaan kesehatan rutin, skrining wajib, serta edukasi publik yang luas mengenai pencegahan penyakit.
Deteksi dini penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan kanker memungkinkan penanganan dilakukan jauh sebelum kondisi menjadi mengancam jiwa.
Lingkungan Bersih
Budaya Jepang menjunjung tinggi kebersihan diri dan lingkungan. Mulai dari tradisi mencuci tangan, kebiasaan memakai masker, rumah yang bersih, hingga jalanan yang rapi, semua itu secara signifikan mengurangi paparan harian terhadap penyakit menular.
Tingkat polusi yang rendah, sistem air bersih yang baik, serta standar keamanan pangan yang ketat semakin melindungi paru-paru, jantung, dan sistem kekebalan tubuh. Sepanjang hidup, perlindungan lingkungan yang kecil namun konsisten ini memperlambat penuaan biologis dan mengurangi peradangan.
Halaman 2 dari 3
(avk/up)
