Malang(beritajatim.com) – Puskesmas Dinoyo dicatut dalam upaya penipuan yang dilakukan oleh 2 pelaku. Terdiri dari laki-laki dan perempuan. Korban sendiri adalah seorang lansia berusia 83 tahun bernama Jais warga Jalan Kertorejo, Dinoyo, Kota Malang.
Kepala Puskesmas Dinoyo, dr Ida Megawati menegaskan bahwa di instansi yang dia gawangi tidak ada program hadiah TV karena sudah disuntik vaksin Covid-19. Dia jufa memastikan bahwa Puskesmas hanya dicatut namanya oleh kedua pelaku itu.
“Kami di Puskesmas Dinoyo sama sekali tidak ada program penyaluran hadiah TV. Jadi itu (pelaku penipuan) yang jelas bukan dari Puskesmas Dinoyo. Saya bisa yakinkan 100 persen bahwa tidak ada petugas kami di sini yang melakukan hal seperti itu,” kata Ida.
Ida pun menyikapi temuan ini dengan meminta petugas Puskesmas langsung memberikan sosialisasi pencegahan bagi masyarakat yang menemui hal serupa. Tujuannya agar aksi yang merugikan warga ini tidak kembali terjadi.
“Saya akan informasikan juga ke teman teman supaya kalau ada yang tanya soal ini bisa menjawab bahwa itu bukan dari Puskesmas Dinoyo,” imbuh Ida.
Sebelumnya, Ketua RW 3 Kelurahan Ketawanggede, Medi Harsono menuturkan bahwa modus yang dilakukan adalah menyamar sebagai petugas Puskesmas dengan iming-iming menebus hadiah vaksinasi Covid-19 berupa TV seharga Rp800 ribu.
“Sebelumnya sudah dilakukan kepada Bu Marsinah. Tapi saat itu bu Marsinah bilang mau tanya ke pak RT dulu apa benar ada hadiah dari Puskesmas. Tapi tiba tiba pelaku pamitan dan aksinya gagal,” ujar Medi, Senin, (30/10/2023).
Aksi penipuan itu kemudian menyasar Jais. Aksi ini bermula saat Jais membeli bakso. Jais kemudian dibuntuti hingga rumah. Sesampainya di rumah Jais, pelaku memperkenalkan dirinya sebagai petugas Puskesmas.
“Modusnya tanya pernah vaksin (Covid-19) atau tidak. Pernah dapat hadiah tidak. Dijawab pernah vaksin tapi tidak dapat hadiah. Kemudian pelaku menyampaikan bahwa sekarang hadiahnya bukan berupa uang, tapi berupa TV,” imbuh Medi.
Pelaku meminta Jais menebus TV dengan harga Rp800 ribu jika ingin mendapat hadiah. Tetapi korban menolak karena hanya punya uang Rp500 ribu. Hal ini disetujui oleh korban akhirnya uang Rp500 ribu itu dibawa pelaku.
“Setelah itu satu pelaku kabur dengan alasan mengambil TV. Korban diminta ganti baju untuk ambil uang. Saat korban masuk ke kamar dompet korban berisi uang Rp100 ribu juga diambil lalu kabur. Jadi setelah dikasih Rp 500 ribu, dompet korban berisi Rp 100 ribu juga dibawa kabur,” ujar Medi. (luc/ted)