Purbaya Catat APBN Defisit Rp371,5 Triliun per September 2025

Purbaya Catat APBN Defisit Rp371,5 Triliun per September 2025

JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 30 September 2025 mencapai Rp371,5 triliun atau setara dengan 1,56 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun, target defisit untuk tahun ini dipatok hingga 2,78 persen dari PDB.

Purbaya menyatakan bahwa APBN masih menunjukkan kinerja yang solid.

“Kinerja APBN tetap terjaga dengan defisit 1,56 persen dari PDB dan keseimbangan primer yang positif,” ujarnya dalam konferensi pers APBN KITA Edisi Oktober 2025, Selasa, 14 Oktober.

Adapun, keseimbangan primer tercatat surplus sebesar Rp18 triliun pada periode yang sama.

Dari sisi pendapatan negara, total penerimaan hingga akhir September 2025 tercatat sebesar Rp1.863,3 triliun atau 65 persen dari proyeksi akhir tahun Rp2.865,5 triliun.

Selain itu, realisasi penerimaan negara per September 2025 lebih rendah 7,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp2.008,6 triliun.

“Meskipun lebih rendah dari capaian tahun lalu, tekanan ini bersumber dari penurunan harga komoditas dari penerimaan perpajakan khususnya di sektor migas dan tambang,” ujarnya.

Ia merincikan bahwa realisasi pendapatan negara per September 2025 terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.516,6 triliun dan penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp344,9 triliun.

Sementara itu, realisasi belanja negara telah mencapai Rp2.234,8 triliun atau sekitar 63,4 persen dari total outlook 2025. Selain itu, realisasi belanja negara per September 2025 lebih rendah 0,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp2.251,8 triliun.

Purbaya merincikan bahwa realisasi belanja negara per September 2025 terdiri dari belanja pemerintah pusat tercatat sebesar Rp1.589,9 triliun dan Transfer ke Daerah (TKD) mencapai Rp644,9 triliun.

“Efektivitas belanja didorong dari pagu perencanaan program prioritas, bansos dan belanja modal infrastruktur,” tuturnya.