Jakarta, CNN Indonesia — Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud meyakini pencopotan puluhan baliho mereka di Banten saat kunjungan cawapres, Mahfud MD pada Rabu lalu dilakukan oleh kelompok tertentu dan terencana.
Deputi Bidang Hukum TPN Ganjar-Mahfud Todung Mulya Lubis khawatir insiden serupa bisa kembali terulang karena tindakan tersebut sudah direncanakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya kira, kejadian ini tidak lagi spontan, saya menduganya sudah terencana. Karena itu, kami mendesak penegak hukum khususnya Bawaslu untuk menyelidiki dugaan pelanggaran pemilu itu,” kata Todung dalam keterangannya, Jumat (15/12).
Dengan aksi pencopotan demikian, Todung meyakini hanya kelompok tertentu yang bisa melakukan hal tersebut. Dia karena itu mengingatkan semua lembaga pemerintahan bersikap netral.
“Jadi, hanya kelompok tertentu yang bisa melakukan hal tersebut. Karenanya, kami dari TPN mengingatkan lagi kepada lembaga-lembaga pemerintahan untuk tetap taat terhadap aturan perundang-undangan khususnya yang menegaskan soal netralitas,” ujarnya.
Todung juga meminta kepada Bawaslu untuk segera bergerak menyelidiki dugaan baliho Ganjar-Mahfud yang hilang serentak. TPN, kata dia, akan melaporkan hal itu kepada Bawaslu.
“Bahkan jika nanti dari hasil penyelidikan, tindakan pencopotan baliho Ganjar-Mahfud itu sudah mengarah ke pidana, saya kira Bawaslu tidak perlu ragu untuk membawanya ke jalur pidana,” ucap Todung.
TPN sebelumnya mengungkap laporan yang mereka terima soal puluhan baliho mereka di beberapa titik di Banteng.
Direktur Hukum TPN Ganjar-Mahfud , Ronny Talapessy menyebut total ada 70 alat peraga kampanye atau baliho mereka yang hilang secara misterius saat kunjungan Mahfud ke beberapa lokasi di Banten.
“Kemarin ada spanduk 70 spanduk untuk menyambut kedatangan Pak Mahfud di Banten di pasang pada siang hari tetapi pada pukul 3 pagi sudah hilang,” ucap Ronny. (thr/fra)
[Gambas:Video CNN]
