Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik Nasional 28 Juli 2025

Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 Juli 2025

Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Ketua Umum Relawan Pro
Jokowi
(
Projo
)
Fredy Damanik
mengatakan,
isu ijazah palsu
yang menyerang Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tidak akan berhenti.
Fredy meyakini, tujuan utama dari tudingan ijazah palsu ini adalah ingin men-
downgrade
Jokowi di dunia
politik
.
“Satu hal juga yang membuat isu ijazah palsu dan isu-isu lain yang menyerang Pak Jokowi tidak akan berhenti adalah karena tujuan utamanya adalah politik, yaitu men-
downgrade
dan mendelegitimasi Pak Jokowi,” ujar Fredy kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
Fredy menyampaikan, jika Jokowi terus-terusan diserang dengan isu-isu negatif, termasuk ijazah palsu, maka pelan-pelan simpati masyarakat Indonesia kepada Jokowi akan menurun.
Selain itu, kata dia, partai-partai juga akan menjauhi Jokowi karena dianggap menjadi beban politik.
“Demikian juga partai-partai akan menjauhi Pak Jokowi karena dianggap sebagai beban dalam politik. Itulah target sebenarnya orang-orang yang tidak suka dengan Pak Jokowi, termasuk lawan politik dan residu Pilpres 2024, mereka tidak akan pernah berhenti menyerang Pak Jokowi,” jelasnya.
“Karena Pak Jokowi masih sangat relevan dalam perpolitikan Indonesia, kecintaan masyarakat kepada Pak Jokowi masih sangat tinggi,” imbuh Fredy.
Dengan demikian, pada intinya, Fredy kembali menegaskan bahwa orang-orang yang memainkan isu ijazah palsu Jokowi tidak akan berhenti dengan alasan apa pun.
“Walaupun ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik, tetap saja mereka akan membangun narasi bahwa pengadilan tidak adil dan telah diintervensi Jokowi,” katanya.
“Tapi setidaknya dengan adanya putusan pengadilan, telah memberikan kepastian hukum kepada Pak Jokowi bahwa isu ijazah palsu adalah tidak benar,” imbuh Fredy.
Fredy juga mengatakan, orang-orang yang meragukan ijazah Jokowi hanya percaya dengan kebenaran versi mereka semata.
Meskipun Jokowi menghadiri pertemuan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM), menurutnya, mereka hanya akan menganggap pertemuan itu pencitraan semata.
 
Termasuk, meski ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik.
“Malah mereka akan membangun narasi negatif dan menyerang Pak Jokowi. Misalnya mereka akan mengatakan pertemuan alumni tersebut sebagai setting-an permintaan Pak Jokowi. Intinya mereka tidak akan pernah menerima fakta, saksi, bukti dan kebenaran yang mendukung kebenaran dan keaslian ijazah Pak Jokowi,” kata Ferdy kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
“Mereka hanya akan mau menerima kebenaran versi mereka, yaitu di mana mereka akan mendukung orang-orang yang percaya dengan mereka saja, padahal orang-orangnya itu-itu saja, sesama pembenci Pak Jokowi,” imbuhnya.
Dalam pertemuan Jokowi dengan alumnus UGM, kata dia, mantan politikus PDI Perjuangan itu bahkan tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu itu sebagai beban.
“Dalam sambutannya, kelihatan Pak Jokowi menjadikan tudingan ijazah palsu hanya sebagai guyonan. Jadi memang sejak awal, Pak Jokowi tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu sebagai beban, karena semua ijazahnya memang asli dan dipegangnya,” ucapnya.
Sebelumnya, Jokowi kembali angkat bicara terkait isu politik yang menimpa dirinya dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, terutama mengenai tuduhan ijazah palsu dan wacana pemakzulan.
Jokowi menyebut, ada manuver politik besar di balik serangan-serangan tersebut.
“Kan saya sudah sampaikan,
feeling
saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan,” kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah.
Menurutnya, serangkaian isu yang menyerang dirinya dan keluarga berkaitan erat dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuatan politik.
“Artinya memang ada orang besar, ada yang
backup
, ya itu aja,” jelas Jokowi, tanpa menyebutkan nama.
Jokowi juga menyebut bahwa keterlibatan elite politik dalam dinamika ini bukan lagi menjadi rahasia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.