Program Makan Siang Gratis Berisiko Naikkan Tarif Pajak

14 March 2024, 15:35

Jakarta, CNBC Indonesia – Program makanan gratis milik calon presiden Prabowo Subianto dinilai berisiko memperbesar utang dalam ruang fiskal pemerintah yang saat ini sudah mendekati 38% dari porsi produk domestik bruto (PDB).

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai pemerintah selanjutnya harus memikirkan cara untuk meningkatkan ruang fiskal guna mengantisipasi risiko ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti, juga menyebut tingkat tax ratio atau rasio pajak Indonesia baru mencapai angka 10% yang menjadi persoalan lainnya.

“Utang itu sudah hampir sekitar 37,95% porsinya terhadap PDB. Artinya, porsi utang hampir separuh dari 38%, nah sementara tax ratio kita itu baru 10% kalau kita bandingkan dengan kondisi 10 tahun yang lalu ini turun kan tendensinya, baru naik aja kemarin. Nah ke depan tentunya pembiayaanya dari mana? Ya satu-satunya cara itu adalah meningkatkan fiskal space kita,” ucap Esther selepas Detikcom Leaders Forum, Sopo Del Tower, Kamis (14/3/2024).
Untuk meningkatkan ruang fiskal, dia mengatakan pemerintahan selanjutnya akan menggenjot penerimaan pajak. Sebab, struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disokong oleh penerimaan pajak.
“Apalagi pemerintah salah satu calon itu kan akan menargetkan tax ratio 23%, sehingga tendensinya ke peningkatan pajak,” kata Ester.

Dia juga menyorot wacana bahwa program makan siang gratis juga akan bersumber alokasi dari sejumlah anggaran lain. Seperti di antaranya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Esther menilai hal itu kurang bijak jika benar akan dilakukan, sebab dana sektor pendidikan penting untuk menunjang masyarakat Indonesia. Di sisi lain, subsidi BBM juga dibutuhkan untuk menekan angka inflasi.
“Sehingga lebih baik program tersebut diarahkan untuk program-program yang lebih produktif, meskipun argumentasinya adalah untuk peningkatan pengembangan UMKM biar UMKM kecipratan. Cuman ribet nggak sih, gimana monev-nya [monitoring evaluasi] ketika program makan siang gratis di launching? Pembelian bahan pangannya, kan repot. Itu saja sih,” imbuhnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

3 Capres Blak-blakan Gagasan Ekonomi di Sarasehan 100 Ekonom

(haa/haa)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi