Profesor MIT Peneliti Energi Fusi Bersih Nuno Loureiro Tewas Ditembak

Profesor MIT Peneliti Energi Fusi Bersih Nuno Loureiro Tewas Ditembak

Bisnis.com, JAKARTA— Profesor Massachusetts Institute of Technology (MIT) Nuno Loureiro tewas setelah ditembak di kediamannya di Brookline, dekat Boston, Amerika Serikat.

BBC, Jumat (19/12/2025), melaporkan profesor ilmu dan teknik nuklir dari Portugal itu ditembak “beberapa kali” pada hari Senin dan meninggal pada Selasa pagi di rumah sakit.

Tidak ada yang ditahan dan polisi memperlakukan insiden ini sebagai “penyelidikan pembunuhan yang aktif dan sedang berlangsung”, kata Kantor Kejaksaan Distrik Norfolk County.

Loureiro bergabung dengan fakultas MIT pada tahun 2016 dan ditunjuk sebagai direktur Pusat Ilmu Plasma dan Fusi MIT pada tahun 2024.

Seorang mahasiswa berusia 22 tahun dari Boston University yang tinggal di sekitar apartemen Loureiro mengatakan mendengar tiga suara keras pada Senin malam dan menduga itu adalah suara tembakan. Dia mengaku terkejut karena belum pernah mendengar suara sekeras itu sebelumnya.

“Saya belum pernah mendengar suara sekeras itu, jadi saya mengira itu suara tembakan. Sulit untuk dipahami. Rasanya seperti terus terjadi,” kata Liv Schachner. 

Sejumlah mahasiswa Loureiro juga terlihat mendatangi apartemennya di sebuah bangunan bata tiga lantai pada Selasa untuk memberikan penghormatan terakhir. 

Sementara itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk Portugal, John J. Arrigo, menyampaikan belasungkawa melalui unggahan daring dan mengenang kontribusi Loureiro bagi dunia sains.

Loureiro lahir dan tumbuh di Viseu, Portugal bagian tengah. Dia menempuh pendidikan fisika di Lisbon sebelum meraih gelar doktor di Imperial College London pada 2005.

Loureiro bergabung ke MIT pada 2016 dan pada 2024 ditunjuk sebagai Direktur Plasma Science and Fusion Center (PSFC), salah satu laboratorium terbesar di MIT yang menaungi lebih dari 250 peneliti di tujuh gedung. 

Saat ditunjuk memimpin PSFC, Loureiro sempat menyatakan MIT merupakan tempat untuk mencari solusi atas persoalan terbesar umat manusia. Dia meyakini energi fusi akan mengubah arah sejarah manusia.

“Energi fusi akan mengubah arah sejarah umat manusia,” ujar Loureiro saat ditunjuk sebagai Direktur PSFC tahun lalu.

Dalam perannya tersebut, Loureiro berupaya mendorong pengembangan teknologi energi bersih melalui riset fusi nuklir.

Sebelum bergabung dengan MIT, Loureiro pernah melakukan penelitian pascadoktoral di Princeton Plasma Physics Laboratory dan bekerja di UKAEA Culham Center for Fusion Energy di Inggris. 

Dia juga sempat menjadi peneliti di Institute for Plasmas and Nuclear Fusion di Lisbon. Loureiro dikenal sebagai ilmuwan teoretis terkemuka yang berkontribusi besar dalam memahami perilaku plasma, termasuk turbulensi dan dinamika plasma bermagnet, serta berbagai fenomena astrofisika seperti semburan matahari dan proses di tepi alam semesta. 

Riset yang dilakukannya dinilai berperan penting dalam pengembangan desain reaktor fusi untuk mewujudkan energi bersih dalam skala besar. Profesor teknik MIT yang sebelumnya memimpin PSFC, Dennis Whyte menggambarkan Loureiro sebagai sosok ilmuwan brilian sekaligus pribadi yang penuh empati. 

Dia menyebut Loureiro sebagai mentor, pengajar, dan pemimpin yang dihormati luas di komunitas riset plasma dan fusi global. Sejumlah kolega lainnya juga mengenang Loureiro sebagai pendidik yang inspiratif dan pembela kuat pengembangan fisika plasma. 

Selain riset fusi, karya Loureiro di bidang astrofisika mencakup teori pertama tentang turbulensi pada pair plasma, yang diyakini banyak ditemukan di ruang angkasa.

Selama berkarier di MIT, Loureiro mengajar sejumlah mata kuliah fisika plasma dan dua kali menerima penghargaan sebagai dosen terbaik dari Departemen Teknik Nuklir MIT. Berbagai penghargaan bergengsi juga diraihnya, termasuk National Science Foundation CAREER Award, APS Thomas H. Stix Award, serta Presidential Early Career Award for Scientists and Engineers.