Pro & Kontra Nyamuk Wolbachia, Usai Ada Penolakan di Bali, Ini Sikap Daerah Lain

17 November 2023, 11:54

TEMPO.CO, Jakarta – Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan hingga sekarang belum ada rencana penebaran nyamuk Wolbachia untuk penanggulangan penyakit demam berdarah dengue, karena kasus di wilayah tersebut bisa ditangani dan diantisipasi.Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul, Jumat, 17 November 2023, mengatakan hingga akhir Oktober 2023, warga terjangkit ada 140 kasus dengan korban meninggal dunia satu orang.Jumlah ini lebih sedikit ketimbang kejadian di 2022 yang mencapai 449 kasus dengan korban meninggal tiga orang. “Adapun tren kasus penyebaran DBD di Gunungkidul di 2023, cenderung menurun dibandingkan penyebaran di tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, tidak perlu adanya pelepasan nyamuk Wolbachia,” kata Dewi, seperti dikutip dari Antara.Ia mengatakan langkahnya menyebarkan nyamuk wolbachia untuk melumpuhkan virus dengue yang menyebabkan DBD. Teknik ini sudah diterapkan di beberapa daerah di DIY, seperti Bantul dan Sleman.Meski demikian, ia memastikan di Gunungkidul belum ada rencana penyebaran benih nyamuk jenis ini. “Sejak beberapa tahun lalu ada cara baru untuk pencegahan penyakit DBD. Kami optimistis, kasus DBD di Gunungkidul dapat dikendalikan dengan cara yang dilakukan masyarakat,” katanya.Meski demikian, ia memastikan untuk upaya pencegahan akan terus dilakukan. Dia tidak menampik masyarakat sudah paham dengan penanggulangan seperti menguras bak air secara berkala, mengubur barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang nyamuk atau menutup bak tempat air.Penyebaran DBD erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat diminta terus menjaga pola hidup bersih sehat dan rajin berolahraga.“Dengan daya tahan tubuh tetap kuat, maka potensi terserang penyakit juga semakin kecil,” katanya.Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis, Dinas Kesehatan Gunungkidul Yuyun Ika Pratiwi mengatakan tren penyebaran DBD di tahun ini cenderung menurun. Hal tersebut terlihat dari data penyebaran kasus.Meski demikian, ia mengakui potensi peningkatan kasus sangat mungkin terjadi saat musim hujan. Untuk itu, ia minta masyarakat tetap mewaspadai penyebaran penyakit ini dengan melakukan berbagai pencegahan.“Pencegahan sangat butuh partisipasi dari masyarakat agar hasilnya bisa lebih dioptimalkan,” katanya.Yuyun menambahkan secara teori nyamuk akan berkembang biak secara pesat di musim hujan, karena medianya lebih banyak tersedia ketimbang saat kemarau.Iklan

“Jadi, sangat mungkin ada potensi peningkatan kasus karena memang penyebaran DBD, termasuk penyakit musiman, khususnya banyak menjangkit saat musim hujan,” katanya.Ada penolakan di BaliSebelumnya, rencana pelepasan 200 juta telur nyamuk yang terinfeksi bakteri Wolbachia di Denpasar, Bali, yang dijadwalkan 13 November 2023 mengundang banyak penolakan. Pelepasan ini diumumkan secara informal melalui Instagram oleh Pemda Denpasar hanya satu bulan yang lalu. Namun, dampak yang tidak terduga terhadap kesehatan manusia dan lingkungan akan bersifat permanen.Salah satu upaya penolakan adalah munculnya petisi seperti yang dilakukan oleh Gladiator Bangsa. Mereka mengundang masyarakat yang peduli terhadap masalah kesehatan dan lingkungan di Bali maupun di seluruh dunia untuk menambahkan suara pada petisi tersebut. Ada beberapa alasan yang dikemukakan. Penyebaran jutaan nyamuk tersebut dinilai berdampak besar terhadap pariwisata. Strategi Program Nyamuk Dunia (World Mosquito Program)  untuk  terus menerus mengembangkan bakteri Wolbachia ke dalam tubuh nyamuk menyebabkan penduduk Bali dan wisatawan harus siap menerima tambahan ratusan juta gigitan nyamuk. Nyamuk harus mendapatkan pakan darah sebelum dapat menghasilkan telur. Setiap nyamuk betina akan memproduksi 100 telur, tiga kali selama masa hidup dewasanya.Mereka juga mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab atas pelepasan nyamuk di Bali tersebut. Apakah Program Nyamuk Dunia (World Mosquito Program), para peneliti, penyandang dana, produsen telur nyamuk, dan perguruan tinggi yang melakukan penelitian akan bertanggung jawab jika terjadi kesalahan atau program ini memberikan dampak negatif. Belum lagi penyakit dan kerusakan yang ditimbulkan hampir tidak mungkin dilacak.Keberatan lain adalah fakta eskalasi ancaman demam berdarah di Sri Lanka setelah pelepasan nyamuk. Di sana terjadi peningkatan larva nyamuk sehingga kasus demam berdarah naik dua kali lipat sejak pelepasan nyamuk secara massal pada 2021. Begitu menurut keterangan yang diterima Tempo.Pilihan Editor:  Jokowi Pamer Universitas Georgetown Masuk Indonesia, Ini Kata Kementerian PendidikanSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Topik

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi