Jakarta –
Penyakit Tuberkulosis (TB/TBC) masih menjadi masalah kesehatan global. Di tahun 2023 diperkirakan 10,8 juta orang sakit TBC dengan 1 juta kematian.
Indonesia termasuk negara dengan kasus dan kematian akibat TBC tertinggi di dunia. Pada 2024, Kementerian Kesehatan RI memperkirakan terdapat sekitar 1.090.000 kasus TB di Indonesia dengan 125.000 kematian.
Menyoroti kasus TBC yang tinggi di Indonesia, Presiden RI Prabowo Subianto membeberkan alasannya. Adapun hal tersebut ia ungkapkan saat berbincang dengan tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Menurutnya, selama ini banyak kasus TBC baru diketahui saat sudah memasuki stadium lanjut. Padahal, lanjutnya, penyakit ini sebenarnya dapat diobati jika terdeteksi sejak dini.
Tak hanya itu, Prabowo juga mengatakan tak sedikit masyarakat Indonesia sering mengabaikan gejala awal TBC, seperti batuk berkepanjangan. Banyak yang mengira itu hanya flu biasa, masuk angin, atau alergi, sehingga enggan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
“Kita punya pengidap TBC tuberkulosis salah satu yang tertinggi di dunia. Para ahli mengatakan begitu ketahuan stadium lanjut. Padahal TBC mudah diobati, banyak negara sudah tidak ada TBC,” ucapnya, dikutip dari YouTube detikcom, Selasa (8/4/2025).
“Kita kenapa? Tidak mau mengecek, batuk-batuk dikira masuk angin, flu, abis itu batuk-batuk nggak selesai-selesai, oh alergi. Nggak mau periksa,” lanjutnya lagi.
Karenanya, Prabowo menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi seluruh warga negara Indonesia. Terlebih saat ini pemerintah memberikan fasilitas cek kesehatan gratis untuk setiap warga.
Langkah ini dianggap penting karena penyakit seperti TBC (tuberkulosis) masih menjadi masalah serius di Indonesia.
“Kita bikin cek kesehatan gratis, kalau lebih dini ketahuan, lebih gampang, lebih murah mengobatinya. Dan korban TBC di kita bisa lebih menurun,” sambungnya lagi.
(suc/suc)