Jakarta (ANTARA) – “Kolaborasi selalu lebih baik dari konfrontasi.”
Pernyataan sederhana itu menjadi menarik dan kuat maknanya ketika terlontar dari seorang tokoh bernama Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Terlebih pernyataan itu disampaikan Presiden Prabowo dalam berbagai kesempatan di sela rangkaian kunjungan kenegaraannya bertemu pemimpin-pemimpin dunia.
Prabowo di antaranya berkunjung ke China pada tanggal 8-10 November 2024 untuk bertemu Presiden China Xi Jinping.
Kepala Negara kemudian melanjutkan kunjungan ke Wachington DC, Amerika Serikat 11-13 November 2024 untuk bertemu Presiden Joe Biden.
Prabowo juga menghadiri KTT APEC, KTT G20 dan mengunjungi Inggris.
Dalam kunjungannya ke Negeri Paman Sam, AS, Presiden Prabowo sempat bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Prabowo Subianto pada era pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo juga merupakan Menteri Pertahanan. Pertemuan Prabowo dengan Austin, merupakan pertemuan dua sahabat.
Dalam pertemuan itu Prabowo membicarakan hal-hal aktual bersama Austin, termasuk bertukar informasi serta pandangan.
Prabowo pun menegaskan Indonesia ingin bekerja sama dengan semua pihak. Indonesia menghormati semua kekuatan, namun Indonesia juga akan tetap mempertahankan kedaulatannya.
Prabowo menyatakan memilih untuk selalu mencari peluang bekerja sama. Prabowo juga percaya kolaborasi dan kerja sama, selalu lebih baik daripada konfrontasi atau konflik.
Indonesia telah mendeklarasikan diri mengusung politik bebas aktif, yang mengacu kepada pendekatan diplomasi dengan menjaga kedaulatan, kebebasan dan kepentingan nasional, dengan tetap menjalin kerja sama dan kemitraan dengan berbagai negara, tanpa mengikuti salah satu blok kekuatan tertentu.
Menempuh jalan konflik tidak sesuai dengan politik bebas aktif tersebut, dan bertentangan pula dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat yang bunyinya:
“Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan Rakyat dengan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Kendati demikian, jalan kolaborasi tentu tidak datang dengan sendirinya. Kolaborasi memerlukan kepercayaan dari masing-masing pihak yang patut diupayakan, dan oleh karena itu RI perlu memelihara hubungan baik dengan semua pihak.
Atas dasar itu pula Prabowo Subianto dalam amanahnya sebagai seorang Kepala Negara berusaha memelihara hubungan baik dengan seluruh kekuatan di dunia, dengan memenuhi undangan kehormatan dari sejumlah kepala negara.
Semua negara yang didatangi Prabowo, tentu saja menghargai pilihan politik bebas aktif Indonesia tersebut.
Dalam kunjungannya ke Peru menghadiri KTT APEC 2024, Presiden Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya kolaborasi antar semua pihak untuk mewujudkan kemakmuran bersama.
Saat berbicara dalam forum APEC CEO Summit 2024 di sela KTT APEC 2024 Peru, Kepala Negara menekankan optimismenya bahwa meskipun saat ini dunia sedang mengalami ketegangan geopolitik, namun demi kepentingan kemanusiaan Prabowo percaya para pemimpin negara-negara besar di dunia, pada analisa terakhir, akan selalu memilih jalan untuk kebaikan bersama.
Rivalitas tentu akan terus menjadi sebuah sejarah, dan akan selalu ada persaingan di dunia. Namun saat ini dunia seolah menjadi lebih kecil dengan munculnya berbagai terobosan teknologi.
Terobosan-terobosan teknologi yang luar biasa itu menuntut para pemimpin untuk lebih bijak, lebih sabar, dan lebih akomodatif.
Sebab kekuatan teknologi selain dapat membawa kemajuan yang signifikan bagi kehidupan manusia, juga dapat menghancurkan kehidupan manusia dengan sangat cepat.
Oleh sebab itu Presiden Prabowo mengedepankan jalur kolaborasi, keterlibatan, komunikasi, serta negosiasi.
Negosiasi sendiri pada gilirannya akan membawa kemakmuran bagi seluruh bangsa. Sebab kemakmuran hanya bisa datang dari adanya perdamaian, dan perdamaian bisa dicapai dengan adanya pemahaman. Sedangkan pemahaman sendiri muncul karena adanya keterlibatan semua pihak untuk bernegosiasi.
Kini di tengah jalan kolaborasi itu, tinggal bagaimana Indonesia dapat menjaga posisinya sebagai negara yang tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa atau kelompok lain—atau dalam kalimat lugas yang pernah disampaikan Prabowo, “Indonesia tidak mau menjadi kacung bangsa lain.”
Kolaborasi kabinet
Jalan kolaborasi juga ditempuh Presiden Prabowo di dalam kabinet.
Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto diisi oleh kolaborasi berbagai kekuatan politik.
Hampir seluruh perwakilan partai yang ada di parlemen mengemban peran dalam susunan Kabinet Merah Putih yang dipimpin Prabowo Subianto.
Prabowo juga melibatkan banyak generasi muda terbaik bangsa masuk dalam kabinet, termasuk juga tokoh-tokoh partai-partai non-parlemen.
Jalan kolaborasi di kabinet merupakan langkah tepat yang dapat ditempuh, asalkan diiringi dengan ketegasan Presiden Prabowo Subianto selaku pemegang mandat rakyat dalam memimpin jajarannya.
Beruntung, ketegasan itu sudah ditunjukkan Prabowo Subianto sejak awal dirinya dilantik. Dalam arahannya pada sidang kabinet paripurna perdana, akhir Oktober 2024 lalu, Prabowo menyampaikan dengan jelas dan tegas terkait batasan yang mesti dipegang teguh dalam kabinet.
Kepala Negara berpesan, semua kekuatan politik yang ada dalam kabinet tentu memiliki kepentingan politiknya masing-masing, namun ketika sudah berbicara tentang bangsa dan negara, seluruh anggota kabinet dan pemerintahan harus menyepakati kepentingan nasional.
Kerja-kerja pemerintahan juga digenjot Prabowo dengan sistem gotong-royong. Ia tidak mendelegasikan satu tugas tertentu kepada menteri tertentu. Semua wajib bekerja sama.
Program mewujudkan swasembada pangan misalnya. Tugas itu dipikul bersama antara kementerian terkait, dengan koordinasi yang jelas.
Mulai dari program cetak sawah hingga intensifikasi lahan semua dilakukan bersama. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Begitu pula dengan program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu strategi vital pemerintah dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul di masa depan.
Semua jajaran kabinet wajib menyukseskan program yang menjadi investasi terbesar bangsa itu. Makna investasi di sini tentu saja bukan dalam ukuran material, melainkan investasi SDM generasi penerus bangsa yang kelak akan meneruskan kepemimpinan bangsa ke depan.
Tentu saja Presiden Prabowo sebagai manusia biasa tidak akan pernah bisa menyenangkan semua pihak. Namun setidaknya seluruh rakyat dapat ikut berkolaborasi mengawal program-program pemerintahan sepanjang program itu positif dan bertujuan demi kesejahteraan bangsa.
Indonesia negara besar. Indonesia negara gotong-royong. Sudah saatnya bangsa Indonesia menunjukkan kepada dunia atas kemampuannya berdiri di atas kaki sendiri dengan cara bekerja sama dan berkolaborasi.
Copyright © ANTARA 2024