Prabowo Harap Ada Solusi Substantif soal Gaza Beberapa Hari ke Depan

Prabowo Harap Ada Solusi Substantif soal Gaza Beberapa Hari ke Depan

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto berharap Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menghasilkan terobosan substantif terkait dengan genosida terhadap bangsa Palestina di Gaza dalam beberapa hari ke depan. 

Sebagaimana diketahui, Prabowo telah menyelesaikan kunjungan kenegaraannya di empat negara termasuk Amerika Serikat (AS), di mana dia menghadiri Sidang Majelis Umum ke-80 PBB. Isu utama yang dibahas oleh pemimpin dunia di markas PBB, New York, pekan ini adalah terkait dengan eskalasi operasi militer Israel terhadap Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. 

Prabowo pun ikut menyampaikan pidato secara perdana sebagai Presiden RI di Markas PBB. Dia menilai perjalanannya bermanfaat dan produktif, sekaligus mendapat sambutan baik termasuk di PBB. 

“Saya kira juga pesan-pesan yang saya sampaikan dalam sambutan saya di PBB juga diterima dengan positif oleh banyak pemimpin. Saya penuh harapan mungkin kali ini bisa tercapai terobosan khususnya di persoalan Palestina, Gaza, mudah-mudahan ada terobosan beberapa hari ini,” jelasnya kepada wartawan usai mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025). 

Menurut Prabowo, banyak negara yang memiliki itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dia menekankan bahwa gencatan senjata perlu untuk segera diwujudkan. 

“Kita segera butuh gencatan senjata rakyat Gaza dan penyelesaian yang substantif. Jadi saya kira alhamdulillah, kunjungan saya bermanfaat,” terangnya. 

Selain agenda di PBB, Prabowo juga menyampaikan hasil kunjungan kenegaraannya di Kanada. Presiden ke-8 itu di antaranya menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada. 

Berdasarkan kesepakatan ‘perdagangan bebas’ itu, Indonesia dan Kanada menyepakati penghapusan sebagian besar pos tarif impor. Kesepakatan dengan Kanada itu menyusul kesepakatan yang lebih dulu dicapai antara Indonesia dan Uni Eropa yang juga diteken pekan ini di Bali. 

“Jadi free trade antara Kanada dan Indonesia, ini terobosan juga. Kita sudah dengan Eropa. Dengan Eropa sudah 10 tahun, Kanada juga beberapa tahun,” terangnya. 

Sementara itu, di negara terakhir yang dikunjunginya yakni Belanda, pemerintah negara tersebut menyepakati pengembalian sebanyak 30.000 artefak hingga barang-barang bersejarah milik Indonesia. 

Selain itu, nantinya akan ada kunjungan balasan dari Ratu Belanda Maxima ke Indonesia. Nantinya, Ratu Maxima akan menghadiri diskusi dengan ahli keuangan di Indonesia pada 25 November 2025. 

“Ratu juga ternyata seorang ahli keuangan dan akan ke sini 25 November untuk diskusi sama ahli keuangan kita, bagaimana untuk membantu keuangan rakyat yang belum mahir, belum pandai soal keuangan akan dibantu oleh PBB dan sebagainya,” tutup putra dari mantan Menteri Keuangan RI era Presiden Soekarno, Sumitro Djojohadikusumo itu.