Polusi Udara Jakarta Bisa Jadi Silent Killer, Peneliti BRIN Sarankan Scrubber

25 August 2023, 10:53

TEMPO.CO, Jakarta – Polusi udara masih terus terjadi di Jakarta. Kota ini menjadi langganan posisi teratas kota terpolusi di dunia. Padahal, polusi udara yang tinggi dapat menimbulkan masalah pernafasan dan kesehatan yang akut maupun kronis dan dikenal sebagai “silent killer” (pembunuh diam-diam). Merespons perihal ini, Didi Satiadi, Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer pada Badan Riset dan Inovasi Nasional membuat kajian soal kualitas udara di wilayah Indonesia pada Kamis, 24 Agustus 2023, kemarin. Sesuai data IQAir, kata dia, ada kualitas udara yang kurang sehat terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya, termasuk Banten dekat Selat Sunda. Ia juga menggunakan data www.ventusky.com yang memperlihatkan sebaran polutan dan kualitas udara, yang juga menunjukkan kualitas udara kurang baik di wilayah yang sama. “Kondisi polusi yang tinggi ini terjadi pada saat musim kemarau ketika jarang terjadi hujan, ditambah dengan kondisi El-Nino dan IOD (Indian Ocean Dipole) positif yang menyebabkan musim kemarau yang lebih kering dari biasanya, seperti telah diperingatkan sebelumnya,” kata Didi, kemarin.Menurutnya, hujan memang sangat efektif mengurangi polusi udara melalui proses pembilasan polutan di atmosfer oleh air hujan atau dikenal sebagai proses deposisi basah. Oleh karena itu, tingkat polusi udara secara alami biasanya lebih tinggi pada musim kemarau dibandingkan pada musim hujan. Apalagi pada musim kemarau potensi karhutla menjadi lebih tinggi yang dapat meningkatkan jumlah polutan dari kebakaran. Dengan demikian, polusi udara pada musim kemarau merupakan tingkat polusi atau emisi yang sesungguhnya, yang cenderung berkurang selama musim hujan karena proses pembilasan itu. Selain musim, tingkat polusi udara juga bergantung waktu diurnal.Pada malam dan pagi hari polusi di dekat permukaan cenderung lebih tinggi karena adanya lapisan inversi sehingga polutan cenderung terperangkap. “Sedangkan pada siang hari polusi cenderung disebarkan ke tempat yang lebih jauh oleh proses konveksi,” kata Didi.Baca juga: Upaya Pengendalian Polusi Udara yang Tak Efektif, Penyemprotan Air dan WFHSaran mengurangi polusiSeperti halnya hujan alami, lanjut Didi, hujan buatan tentunya dapat membantu mengurangi polusi udara apabila hujan yang dihasilkan cukup lama, luas dan merata. Namun teknologi modifikasi cuaca ini membutuhkan keberadaan jumlah awan hujan yang cukup untuk didorong menjadi hujan melalui proses penyemaian atau cloud seeding. Jumlah awan biasanya cenderung jauh berkurang pada waktu musim kemarau sehingga hujan buatan lebih sulit untuk dilakukan.Iklan

“Solusi yang lebih efektif dan berkesinambungan barangkali adalah dengan mengurangi sumber polutan seperti PM2.5, PM10, NO2, SO2, O3, CO, HC dan debu,” kata Didi.  Selain itu, kata dia, sembari meningkatkan jumlah penyerap polutan. Mengurangi sumber polutan dapat dilakukan misalnya dengan meningkatkan penggunaan energi bersih seperti energi matahari, angin, gelombang, hidro, panas bumi dll yang sangat melimpah di Indonesia.Penggunaan scrubber, kata dia, dapat membantu untuk mengurangi polutan dari gas buang industri. Scrubber merupakan alat untuk mengendalikan dan membersihkan polusi yang dihasilkan oleh mesin dengan menggunakan cairan.Didi menyatakan, untuk mengurangi jumlah polutan dari kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan mengurangi transportasi, meningkatkan penggunaan kendaraan non-bbm atau kendaraan listrik. Ia juga menyatakan, polutan bisa direduksi dengan penggunaan bahan bakar rendah emisi, penggunaan catalytic converter untuk menyempurnakan proses pembakaran, dan particulate filter untuk menyaring gas buang.Selain itu, jumlah penyerap polutan seperti tumbuhan atau ruang terbuka hijau perlu lebih ditingkatkan dan disesuaikan dengan jumlah emisi polutan. “Untuk mengurangi risiko kesehatan, masyarakat dapat menggunakan masker, mengatur aktivitas di tempat dan waktu dengan tingkat polusi yang tinggi, serta meningkatkan daya tahan tubuh,” kata Didi.Pilihan Editor: Pandu Riono: Pengendalian Polusi Udara dengan Semprot Air Justru Picu AerolisasiSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi