Jakarta –
Belakangan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya seperti Tangerang terpantau buruk, terlebih pada hari Minggu (17/11/2024). Terpantau indeks kualitas udara pada hari Minggu di DKI Jakarta hingga Tangerang melebihi 200 atau sangat buruk pada jam 13.00 WIB menurut data IQAir.
Indeks kualitas pada hari ini, Senin (18/11) juga terpantau buruk di Jakarta dan Tangerang Menurut data IQAir. Tercatat indeks kualitas udara di lokasi tersebut di atas 100 alias tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Terkait dampaknya, ada banyak bahaya polusi udara bagi kesehatan yang tak bisa disepelekan, khususnya pada organ paru.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr dr Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM mengatakan secara tidak langsung, faktor lingkungan seperti asap rokok hingga polusi udara menjadi salah satu faktor risiko dari penyakit pneumonia.
Pneumonia sendiri adalah istilah umum yang menggambarkan kondisi kesehatan paru-paru, yakni terjadi peradangan pada organ paru. Orang awam menyebut kondisi ini sebagai ‘paru-paru basah’.
Pneumonia, katanya, bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa.
“Jadi polusi udara itu secara tidak langsung membuat sistem pertahanan tubuh lokal itu rusak. Jadi kuman sebelum masuk ke dalam saluran napas yang menyebabkan infeksi itu, masuk dulu ke hidung dan seterusnya,” katanya saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin (18/11/2024)
“Terus kemudian secara tak langsung menurunkan sistem kekebalan tubuh. Nah kalau sudah turun, kan mudah terjadinya infeksi,”lanjutnya.
dr Sukamto mengatakan ketika pertahanan barier atau dasar tubuh rusak, kuman pemicu pneumonia menjadi mudah untuk masuk ke saluran napas.
Meski begitu, dr Sukamto mengatakan polusi udara hingga asap rokok bukanlah penyebab utama dari pneumonia. Kondisi ini disebabkan oleh sejumlah patogen, seperti bakteri, virus, hingga jamur.
(suc/kna)