Surabaya (beritajatim.com) – Polsek Simokerto memberikan penyuluhan kepada para orang tua agar anak-anaknya tidak bergabung menjadi gangster di Kantor Kelurahan Tambakrejo, Jl. Ngaglik No 87, Surabaya, Selasa (12/12/2023). Acara itu sebagai upaya pencegahan agar permasalahan gangster di Surabaya bisa ditangani dari lingkup keluarga.
Kapolsek Simokerto, Kompol M Irfan mengatakan bahwa Acara ini adalah sebagai upaya pencegahan dini untuk mengatasi permasalahan gangster di Surabaya. Ia menegaskan bahwa aksi tawuran gangster yang menewaskan MA pelajar SMP Surabaya di Jalan Kenjeran kemarin sebagai peristiwa terakhir.
“Ini sebagai bentuk upaya kami untuk sama-sama melakukan pencegahan terjadinya aksi tawuran antar gangster kembali di Surabaya. Apalagi kemarin baru saja ada peristiwa tawuran sampai menghilangkan nyawa,” kata Irfan.
Baca Juga: GMNI Raden Wijaya Surabaya Nobar Debat Capres, Ingin Lihat Pemimpin Masa Depan
Di hadapan para orang tua dan pengurus Tambakrejo, Irfan memberikan edukasi untuk bisa menyelamatkan para remaja dari pergaulan yang salah. Apalagi, di usia yang masih muda, para remaja sedang mencari identitas diri.
“Jika tidak mampu menemukan atau menginternalisasi nilai-nilai positif ke dalam dirinya, serta tidak dapat mengidentifikasi dengan figur yang ideal, maka akan berakibat buruk, yakni munculnya penyimpangan-penyimpangan perilaku pada remaja tersebut,” imbuh Irfan.
Menurut Irfan, Selain faktor internal mencari jati diri, ada faktor eksternal yakni pentingnya pengawasan orang tua. Apabila pengawasan orang tua tidak memadai, remaja cenderung akan melakukan perilaku agresif atau aktivitas kriminal. Tanpa pengawasan orang dewasa, remaja tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat pilihan yang baik atau untuk mengenali risiko.
Baca Juga: Debat Capres 2024 Sepi Peminat di Warung Kopi, Tapi Ramai di Posko Pemenangan Ganjar
“Akibatnya, para remaja ini cenderung berteman dengan orang yang salah, mengambil risiko yang tidak perlu, dan bereksperimen dengan hal-hal yang tidak diizinkan oleh orang tuanya, remaja membutuhkan disiplin yang adil dan tegas serta interaksi yang konsisten dan arahan dari orang tua,” tegas Irfan.
Faktor terakhir adalah tekanan lingkungan. Para gangster cenderung agresif ketika beraksi dalam kelompok. Oleh sebab itu, penting bagi tokoh masyarakat melakukan pembinaan dengan kegiatan yang bermanfaat untuk para remaja di lingkungannya.
“Saya berharap, setelah pertemuan ini tidak ada lagi gangster. Peran setiap elemen sangat penting untuk bisa melakukan pencegahan kenakalan remaja utamanya gangster,” tutup Irfan. (ang/ian)