Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Polri: Situasi Kamtibmas 2024 Berjalan Kondusif

Polri: Situasi Kamtibmas 2024 Berjalan Kondusif

Jakarta, Beritasatu.com – Polri menyatakan secara umum situasi stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Indonesia sepanjang 2024 dalam situasi yang kondusif.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan hal itu dalam rilis akhir tahun (RAT) untuk mengevaluasi dan merefleksikan kinerja dan capaian sepanjang tahun 2024 di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Selasa (31/12/2024).

Paparan tersebut merupakan wujud akuntabilitas dan tranparansi kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi Polri yang “Presisi”.

Situasi kamtibmas tidak terlepas dari tugas Polri yang didukung seluruh komponen bangsa, baik dalam memelihara stabilitas kamtibmas, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

“Dapat kami laporkan bahwa secara umum stabilitas Kamtibmas Indonesia tahun 2024 dalam situasi yang kondusif,” ujar Sigit dalam paparannya.

Jenderal polisi bintang empat itu mengatakan situasi Kamtibmas Indonesia pada 2024 dihadapkan dengan kondisi dunia yang dihadapkan dengan tantangan gejolak ekonomi global.

Salah satunya adalah krisis pangan dan energi sebagai dampak perang Rusia-Ukraina yang terjadi sejak awal 2022. Selanjutnya, konflik Israel-Palestina dan Iran, serta konflik Suriah yang turut mengancam stabilitas kawasan serta meningkatkan risiko penyebaran radikalisme berbasis agama.

Di sisi lain, persaingan dagang Amerika Serikat-China juga menjadi tantangan tersendiri. Hal ini karena penerapan kebijakan tarif impor berdampak terhadap perekonomian negara lainnya, termasuk Indonesia.

Sigit melanjutkan, fenomena lain yang menonjol sepanjang 2024 ini adalah super election year dengan lebih dari 60 negara menggelar pemilu pada tahun tersebut. Dengan begitu, setiap presiden terpilih akan memiliki kebijakan baru yang dapat berdampak terhadap hubungan internasional dan ekonomi global.

“Berbagai fenomena tersebut menggambarkan situasi perekonomian dunia dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Seluruh negara di dunia berlomba-lomba melakukan langkah cepat dan adaptif untuk menjaga stabilitas perekonomian negaranya di tengah tekanan gejolak ekonomi global,” paparnya.

Meski menghadapi berbagai tekanan gejolak ekonomi global, perekonomian nasional masih berada pada posisi yang stabil. Hal ini tercermin pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2024 mencapai 4,95% atau peringkat ke-3 tertinggi di antara negara G-20.

Kemudian, tingkat inflasi November 2024 mencapai 1,55% dan cadangan devisa menembus US$ 150,2 miliar. Atas capaian tersebut, World Competitiveness Ranking 2024 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-27 dunia atau naik 7 peringkat dibandingkan 2023.

Posisi Indonesia dalam Efektivitas Pengendalian Kejahatan
Berdasarkan rilis World Justice Project, Indonesia menempati peringkat 42 dari 142 negara dengan skor 0,86 terkait efektivitas pengendalian kejahatan. Posisinya naik dibandingkan 2023, yang menempati peringkat 44 dengan skor 0,85.

Sementara itu, secara umum total kejahatan atau kredit total (CT) pada 2024 mencapai 325.150 perkara. Angka ini menurun 14.387 perkara (4,23%) dibandingkan 2023 sebesar 339.537 perkara.

“Hal tersebut berbanding lurus dengan tingkat penyelesaian perkara (CC) 2024 sebesar 244.975 perkara atau 75,34%. Angka tersebut meningkat 1,09% dibandingkan 2023, yakni mencapai 74,25%,” tutur Sigit.

Ditambahkan Sigit, komitmen Polri dalam mengedepankan restorative justice dibuktikan dengan adanya kenaikan penyelesaian perkara melalui mekanisme restorative justice, yakni sebesar 2.888 perkara (15,89%), dari sebelumnya pada 2023 sebesar 18.175 perkara menjadi 21.063 perkara pada 2024.

Selanjutnya, pada 2024 terdapat 60.278 perkara kejahatan konvensional yang berhasil diselesaikan, mulai dari pencurian, pengeroyokan, penganiayaan, penipuan, dan penggelapan.

Masih tahun yang sama, setidaknya ada 23.699 perkara dalam kejahatan perempuan, anak maupun kelompok rentan lainnya. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 3.344 kasus atau 12,3% jika dibandingkan 2023.

“Polri berhasil menyelesaikan sebanyak 12.374 perkara atau 52,2%. Jenis kejahatan yang paling banyak dilaporkan pada 2024, yaitu KDRT sebanyak 11.028 orang,” ujar Listyo.

Di samping itu, Polri juga terus meningkatkan upaya pemberantasan terhadap kejahatan perdagangan orang dengan membentuk Satgas TPPO Polri. Sepanjang 2024, Polri berhasil menyelesaikan 621 perkara atau naik 331 perkara (114%) dibandingkan 2023, yakni 290 perkara.

Peningkatan jumlah penyelesaian perkara ini juga berpengaruh pada menurunnya angka korban TPPO. Pada 2024, terdapat 1.794 korban atau menurun 1.306 orang (42%) dibandingkan 2023, yakni 3.104 orang.

Sigit mengatakan, kinerja dan capaian Polri sepanjang 2024 masih jauh dari kesempurnaan. Ke depan, tambahnya, Polri akan terus melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang masih dirasakan kurang oleh masyarakat.

“Kepada seluruh masyarakat Indonesia, rekan-rekan TNI, kementerian/lembaga, pemerintah daerah, tokoh-tokoh aktivis, LSM, ormas, buruh, rekan-rekan mahasiswa, dan segenap elemen bangsa kami mohon dukungan, doa, pengawasan dan komitmen untuk kami dapat selalu melaksanakan tugas menjadi pelayan setia terhadap masyarakat sebagaimana menuju transformasi Polri yang presisi,” pungkas Sigit.