Situbondo (beritajatim.com) – Polres Situbondo tengah menyelidiki penyebab ambruknya atap bangunan kamar santri putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Belimbing, Kecamatan Besuki, Kamis (30/10/2025) dini hari. Insiden ini menyebabkan satu santriwati meninggal dunia dan beberapa lainnya luka-luka.
Peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar pukul 00.30 WIB saat para santriwati tengah tertidur di kamar asrama. Tiba-tiba atap bangunan runtuh dan menimpa sejumlah santriwati di dalam ruangan. Enam korban dilarikan ke rumah sakit, satu di antaranya meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dirawat intensif di RSUD Besuki.
Kapolres Situbondo AKBP Rezi Dharmawan mengatakan pihaknya langsung bergerak cepat setelah menerima laporan. Jajaran Polsek Besuki turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memasang garis polisi di area pondok.
“Area sudah kami sterilkan untuk keamanan bersama. Langkah ini juga bagian dari proses penyelidikan,” ujar AKBP Rezi Dharmawan di lokasi kejadian.
Ia menjelaskan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak pondok pesantren, Kementerian Agama, serta instansi terkait lainnya untuk memastikan penanganan korban dan keamanan bangunan di sekitar lokasi terdampak.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak pondok dan instansi terkait lainnya untuk penanganan korban bencana,” tambahnya.
Menurut Kapolres, penyebab pasti ambruknya atap masih menunggu hasil pemeriksaan teknis oleh tim ahli bangunan. Namun, dugaan sementara mengarah pada faktor cuaca ekstrem yang melanda wilayah Besuki beberapa hari terakhir.
“Kami masih mendalami penyebab pasti runtuhnya atap bangunan. Dugaan sementara bisa karena faktor cuaca, tapi kami tunggu hasil pemeriksaan teknis,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya salah satu santriwati. Semua korban, kata dia, telah mendapat penanganan medis, dan pihak keluarga menerima musibah tersebut dengan ikhlas. “Saat ini fokus kami memastikan situasi aman dan proses penanganan berjalan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jaelani KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi membenarkan adanya insiden tersebut. Menurutnya, suara gemuruh terdengar sesaat setelah hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah Besuki.
“Sekira pukul 00.30 atau 01.00 WIB terdengar suara keras. Yang ambruk itu bagian atapnya, sementara tembok masih utuh,” ungkapnya. [awi/beq]
