Gresik (beritajatim.com) – Plafon atap salah satu bangunan di kawasan Alun-Alun Kota Gresik jebol dan kini dipasangi garis peringatan untuk mencegah warga, khususnya anak-anak, beraktivitas di area tersebut. Garis kuning itu dipasang oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik guna menghindari potensi bahaya akibat kondisi bangunan yang rusak.
Kepala DLH Gresik, Sri Subaidah, mengatakan pihaknya belum dapat melakukan perbaikan karena masih menunggu proses pengadaan melalui lelang.
“Kami memasang garis peringatan dulu. Kuatirnya biar warga atau anak-anak tidak main bola. Takutnya semakin rusak dan bisa membahayakan,” ujarnya, Kamis (15/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa anggaran perbaikan dijadwalkan turun pada bulan Juli 2025, setelah proses lelang selesai dan pemenang pelaksana ditetapkan.
“Sementara untuk meminimalisir kerusakan serta tidak membahayakan warga maupun anak-anak, jangan memanfaatkan bangunan yang atapnya rusak sambil menunggu perbaikan,” ungkap Subaidah.
Bangunan dengan plafon jebol tersebut sebelumnya menjadi pusat keramaian warga, terutama pada pagi dan malam hari. Banyak keluarga kerap menghabiskan waktu di area itu sebelum diberi tanda peringatan.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi, menyatakan pihaknya telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi dan meminta DLH segera melakukan perbaikan.
“Kami sudah melakukan sidak, dan sudah dilaporkan ke DLH Gresik supaya segera diperbaiki,” ujarnya.
Politisi PKB tersebut juga menekankan pentingnya kualitas pekerjaan saat renovasi dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang akibat cuaca ekstrem.
“Janjinya DLH Gresik dalam waktu dekat ini dilakukan perbaikan mengingat keberadaan alun-alun menjadi tempat hiburan masyarakat,” tambah Hamdi.
Ia menilai kerusakan di alun-alun ini memalukan jika dibiarkan terlalu lama, apalagi letaknya hanya sepelemparan batu dari kantor DPRD Gresik.
“Kami malu melihat alun-alun rusak bila tidak ada segera tindakan. Apalagi lokasinya berdekatan dengan kantor DPRD Gresik,” tegasnya. [dny/beq]
