Pertamina Jamin Tak Akan Naikkan Harga BBM di Tengah Konflik Iran-Israel

16 April 2024, 8:37

Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU Pertamina Jalan Riau, Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/62023). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al FarisiPT Pertamina (Persero) akan tetap mempertahankan harga BBM nonsubsidi dan kestabilan pasokan di tengah aksi Iran serang Israel. Konflik itu diproyeksi mendorong kenaikan harga minyak mentah dunia.Harga minyak mentah dunia menguat pasca serangan Israel ke Iran dan serangan balik Iran ke Israel. Pada perdagangan Senin (15/4), harga minyak mentah Brent berjangka ditutup USD 90,10 per barel, sementara harga West Texas Intermediate (WTI) yakni USD 85,41 per barel.Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, mengatakan ketegangan geopolitik dan pengurangan pasokan OPEC+ telah mengerek harga minyak dunia tahun ini naik hampir 18 persen.Meski demikian, lanjut dia, di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia tersebut, Pertamina Patra Niaga akan terus menjaga pasokan BBM nasional dan stabilitas harga.Kecenderungan harga minyak mentah naik, namun kami tetap memastikan pasokan BBM nasional dalam kondisi aman. Kami juga komitmen menjaga harga BBM domestik tetap stabil agar tidak berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (16/4).Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mencatat terjadi kenaikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Foto: PertaminaRiva menambahkan, Pertamina mengambil kebijakan mempertahankan harga walaupun biaya produksi BBM meningkat seiring kenaikan harga minyak dunia.Adapun pemerintah sudah meminta Pertamina tidak menaikkan harga BBM nonsubsidi sejak Februari hingga Juni 2024. Langkah ini dinilai perlu untuk menstabilkan kondisi usai Pilpres 2024, terutama ketika mahalnya beras yang dikeluhkan masyarakat.Padahal, biasanya Pertamina melakukan penyesuaian harga BBM setiap awal bulan, mengikuti pergerakan harga minyak mentah dunia, nilai tukar Rupiah, dan Mean of Platts Singapore (MOPS).”Sebagai perusahaan negara, kami mendukung upaya Pemerintah menjaga perekonomian nasional lebih stabil dan kondusif,” tegas Riva.Di tengah kondisi tersebut, Pertamina Patra Niaga juga memastikan stok BBM nasional aman selama masa Satgas RAFI. Pasokan tersedia jauh lebih tinggi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama arus mudik dan balik Lebaran.Saat ini, kata Riva, stok Pertalite tercatat di level 20 hari, Pertamax 41 hari, Turbo 58 hari, Solar dan Biosolar 22 hari, Dex 70 hari serta Avtur 41 hari.“Penambahan stok selama masa Satgas RAFI telah disiapkan sejak Satgas Natal dan Tahun Baru untuk memastikan kebutuhan nasional terpenuhi dengan baik,” imbuh Riva.Sebelumnya, pemerintah memastikan tidak akan menaikkan harga BBM, baik subsidi maupun nonsubsidi, hingga Juni 2024 seiring dengan serangan Iran ke Israel.Tentara Israel mengangkat peluncur rudal Arrow ke posisi kanan atas selama tur untuk koresponden asing di pangkalan angkatan udara Palmahim di selatan Tel Aviv Foto: SVEN NACKSTRAND / AFP“Ya masih seperti itu (harga BBM tidak naik) karena sekali lagi, kami masih berpikiran ini short term. Karena kecenderungan dunia atau banyak pihak itu, tidak menginginkan harga (minyak) yang tidak terlalu tinggi,” ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam webinar Eisenhower Fellowship Indonesia, Senin (15/4).Tutuka mencermati harga minyak justru cenderung rendah dalam 100 tahun terakhir. Ia melihat serangan Iran terhadap Israel sebagai sentimen jangka pendek.Negara importir minyak untuk Indonesia adalah Arab Saudi dan Aljazair. Tutuka mengatakan pemerintah akan melihat respons Arab Saudi terhadap situasi serangan Iran terhadap Israel.“Jadi kita perlu hati-hati, ini cenderung short term dulu. Kecuali ada suatu hal yang luar biasa nanti kita lihat lagi, step by step selalu kita amati perkembangannya,” katanya.