Banyuwangi (beritajatim.com) – Ribuan umat Buddha di Banyuwangi merayakan Dharmasanti Waisak 2569 BE dengan penuh sukacita di Vihara Dharma Santi, Desa Kandangan, Pesanggaran, pada Sabtu (31/5/2025). Perayaan ini menjadi momentum silaturahmi dan refleksi umat Buddha usai Tri Suci Waisak.
Suasana khidmat menyelimuti vihara. Umat dari berbagai usia larut dalam puja bakti, meditasi, dan prosesi pradaksina. Hadir pula para Bhikkhu, perwakilan majelis, ormas keagamaan Buddha, serta perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), menandai kuatnya toleransi di Bumi Blambangan.
Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, yang turut hadir, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama. Ia menilai perayaan keagamaan seperti Waisak bukan hanya ritual, tetapi juga sarana memperkuat kebersamaan dan nilai kemanusiaan.
“Waisak adalah hari suci yang penuh makna, mengajarkan kita tentang kasih sayang, kedamaian, dan kebijaksanaan. Nilai-nilai luhur ini sangat relevan untuk kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, demi terciptanya masyarakat yang harmonis dan penuh toleransi,” ujar Mujiono.
Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mendukung semua kegiatan keagamaan sebagai bagian dari upaya merawat kebhinekaan.
“Banyuwangi adalah rumah bagi berbagai keyakinan yang hidup berdampingan secara damai. Keberagaman adalah kekuatan kita, dan perayaan seperti Waisak ini adalah wujud nyata indahnya toleransi yang selama ini kita jaga bersama,” tegasnya.
Ketua PC Magabudhi Banyuwangi, Sumardiyanto, menjelaskan Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama: kelahiran, pencapaian pencerahan, dan wafatnya sebagai Buddha. Menurutnya, momen Dharmasanti menjadi ruang memperkuat semangat Dharma dan membangun harmoni sosial di tengah masyarakat. [alr/beq]
