Perang Saudara Tetangga RI: Militer Nyerah-Kapal Perang Dibom

12 February 2024, 11:10

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan Pemerintah Junta Myanmar terus menerus mendapatkan tekanan dari milisi etnis negara itu. Bahkan, militer junta dilaporkan telah mengalami kekalahan dalam peperangan.
Seorang warga di wilayah Mrauk-U melaporkan pada Radio Free Asia (RFA), dikutip Selasa (12/2/2024). Disebut militer menyerah setelah Milisi Etnis Arakan menyergap kantor polisi yang dijaga junta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Pertempuran di Mrauk-U sudah selesai. Saya mendengar mereka menyerah. Namun Milisi Arakan menyerang batalion militer. Pasukan junta menyerah setelah komandan batalion meninggal,” ujar warga itu.
Milisi Arakan juga memulai serangan terhadap kantor polisi penjaga perbatasan di sebuah desa pesisir besar beberapa mil di utara Sittwe, Koe Tan Kauk. Pasukan junta melawan dengan kekuatan udara dan laut serta artileri berat hingga Jumat pagi.

“Saya dapat memastikan bahwa itu telah diambil alih. Itulah mengapa penembakan itu tidak terdengar lagi. Mereka menyerang dengan pesawat tempur, tapi sekarang sudah hilang,” katanya.
Myanmar berada dalam perang saudara sejak junta militer pimpinan Min Aung Hlaing mengkudeta pemerintahan sipil pada Februari 2021. Kudeta, yang terjadi pada bulan Februari 2021 memicu reaksi publik yang besar, dengan demonstrasi besar-besaran yang menolaknya, yang kemudian dibubarkan secara brutal.
Ini kemudian memicu reaksi keras dari beberapa milisi etnis di Negeri Seribu Pagoda. Mereka mulai melancarkan perlawanan terhadap rezim junta yang dianggap tidak demokratis.

Selain pos polisi, Aliansi Tiga Persaudaraan yang juga diikuti Milisi Arakan juga mengaku bahwa mereka baru-baru ini menenggelamkan tiga kapal pendarat angkatan laut junta. Mereka juga mengklaim menghancurkan kapal perang lainnya di Rakhine.
Penduduk setempat mengatakan kepada RFA bahwa tentara junta dari batalyon Kyauktaw sedang mundur menuju Sittwe di Sungai Kaladan ketika Milisi Arakan mencegat dan menenggelamkan mereka. Namun sayang belum ada verifikasi lain tentang fakta ini.
Sementara itu, akademisi hubungan internasional di American University, Aung San Win, mengatakan serangan ini sangatlah signifikan. Lantaran junta, sangat bergantung pada armada lautnya di Rakhine.
“Sekarang saya pikir ketika angkatan laut diserang dan dihancurkan secara strategis, mereka berada dalam posisi yang sulit,” paparnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Perang Saudara Guncang Tetangga RI, Negara ‘Kiamat’ Energi

(sef/sef)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi