Cyberthreat.id – Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI), organisasi masyarakat sipil yang fokus di isu kesehatan dan komunitas, menyoroti peralihan aplikasi PeduliLindungi menjadi Satu Sehat.
Pendiri juga CEO CISDI Diah Satyani mengatakan tantangan yang dihadapi dalam transformasi sistem tersebut adalah disparitas atau kesenjangan dalam penguasaan teknologi digital.
“Kita harus mempertimbangkan kemampuan tenaga kesehatan,” ujar Diah di Jakarta, Senin (20 Februari 2023) dikutip dari Antaranews.com.
Disparitas penguasaan teknologi ini sangat nyata antara tenaga kesehatan (nakes) di kota dan di pelosok, seperti gunung, pesisir pantai, karena keterbatasan jaringan internet.
Terlebih tenaga kesehatan yang tersebar di Indonesia, “Belum mempunyai kemampuan sama terhadap fitur-fitur digital yang mempermudah mereka melakukan pekerjaan,” ujarnya.
Ia pun mendorong pemerintah harus mempertimbangkan para kader kesehatan di daerah “agar kebijakan yang sudah dibuat bisa benar-benar menjamin data terintegrasi dan terlindungi dengan baik, bukan memperlebar ketimpangan digital antarprovinsi.”
Di sisi lain, menurutnya, peralihan sistem itu juga perlu memperhatikan perlindungan bagi data-data pribadi yang telah tersimpan sebelumnya.
Sementara itu, mantan Komisioner Komnas HAM Beka ylung Hapsara menjelaskan, dalam membangun platform yang menghimpun detail informasi warga perlu memastikan hak asasi manusia (HAM).
“Pemerintah harus memastikan sejauh mana batasan privasi yang diintervensi. Sebab, pada dasarnya, terdapat batasan privasi yang tidak bisa diganggu oleh negara,” ujara Beka.
Yang perlu ditekankan dan sangat penting adalah jaminan perlindungan data pribadi oleh negara. “Ini supaya warga negara yakin dan tidak jadi objek belaka,” ujarnya.
Aplikasi Satu Sehat dikenalkan oleh Kementerian Kesehatan pertengahan tahun lalu dan disiapkan sebagai “SuperApp” yang bertujuan memberikan informasi dan layanan kesehatan.
Tak hanya soal informasi Covid-19, tapi aplikasi juga menyediakan segala informasi kesehatan, seperti rekam medis, rekam laboratorium, pembelian obat, informasi gizi, imunisasi, konsultasi kesehatan, dan lain-lain. Bahkan, ke depan aplikasi ini akan diintegrasikan ke BPJS Kesehatan.
Kementerian Kesehatan berencana meluncurkan aplikasi Satu Sehat sebagai pengganti PeduliLindungi pada 28 Februari mendatang. (Baca: Ini Alasan Kemenkes Ubah Aplikasi PeduliLindungi Jadi Satu Sehat)
Pengamat keamanan siber juga mendorong agar peralihan aplikasi tersebut tetap tunduk pada Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi.[](Baca: Harus Ada Persetujuan Pengguna dan Jaminan Keamanan Data)
