Jombang (beritajatim.com) – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi di Kabupaten Jombang terus menunjukkan peningkatan signifikan.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, hingga 13 Januari 2025 tercatat 536 kasus PMK, dengan rincian 23 sapi mati, 65 ekor disembelih paksa, 193 ekor dinyatakan sembuh, dan 254 ekor masih dalam kondisi sakit.
Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang, Anas Burhani, meminta pemerintah kabupaten segera mengambil langkah antisipasi untuk mencegah tingginya angka kematian sapi akibat PMK.
“Jangan sampai setiap hari kematian hewan karena kasus PMK ini terus berlanjut,” ujar Anas Burhani, Senin (13/1/2025).
Menurut Anas, kasus PMK yang terus meningkat menunjukkan perlunya perhatian serius dari pemerintah daerah. Ia juga mengungkapkan bahwa Dinas Peternakan sebelumnya sempat kehabisan stok vaksin PMK.
Oleh karena itu, jika dinas terkait mengajukan anggaran untuk penanganan kasus ini, termasuk pengadaan vaksin, DPRD akan mendukung penuh. “Kami akan mendorong agar segera direalisasikan,” tegas Anas Burhani.
Namun, Anas juga mempertanyakan kurangnya langkah antisipasi rutin oleh pemerintah daerah. “Mengapa tidak ada antisipasi-antisipasi, sehingga anggaran kok mesti minta. Apakah tidak ada ploting anggaran untuk pengadaan vaksin di 2024 kemarin,” kritiknya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Jombang, Mochamad Saleh, menjelaskan pihaknya sedang mengajukan anggaran pengadaan vaksin melalui Belanja Tidak Terduga (BTT) kepada Penjabat (Pj) Bupati Jombang. “Sesuai kebutuhan,” ujarnya singkat.
Terkait penutupan pasar hewan untuk mengendalikan penyebaran PMK, Saleh menyebut pihaknya masih menunggu Surat Keputusan (SK) Bupati terkait penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB). “Kami belum melakukan penutupan (pasar hewan),” pungkasnya. [suf]
