Penumpang Kapal Feri Tembus 45 Juta Orang, Ternyata Efek Ini

19 February 2024, 18:20

Jakarta, CNBC Indonesia – Jumlah penumpang kapal yang melintas di lautan menggunakan kapal feri pada tahun 2023 lalu mencapai 45,6 juta orang. Angka ini adalah total jumlah penumpang di 37 pelabuhan yang dikelola ASDP dari Sabang sampai Merauke.
Jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, misalnya tahun 2018, terjadi lonjakan lebih dari 6 kali lipat. Tahun 2018, jumlah penumpang kapal feri hanya 7,1 juta orang. Jumlah kendaraan roda empat yang diangkut sebanyak 544.155 sedangkan roda dua sebanyak 436.483 unit.
“Dari total produksi 45 juta penumpang tersebut, tercatat dominasi penumpang kendaraan roda empat golongan IV A atau kendaraan pribadi mencapai 14.353.804 juta atau setara 35,4% dari keseluruhan. Hasil pantauan di lapangan, pergerakan masyarakat di Tanah Air terus meningkat,” kata Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi dalam keterangannya, Senin (19/2/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adapun kendaraan golongan V atau kendaraan barang dengan panjang 5-7 meter menyumbang 4.269.688 penumpang dan disusul ketat oleh penumpang kendaraan roda dua golongan II sebesar 4.011.024 penumpang sepanjang tahun 2023.
“Masyarakat banyak yang melakukan perjalanan liburan melalui jalur darat bersama keluarga, yang kemudian naik kapal feri menuju kampung halamannya,” kata Ira.
Menurut Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin, banyaknya masyarakat yang mulai menggunakan kapal laut karena masyarakat sudah bisa kembali beraktivitas normal pascapandemi. Momen puncak atau peak terjadi saat masa Lebaran.

“Menurut kami awalnya di tahun 2022 itu lonjakan penumpang terdahsyat ya saat peak Angkutan Lebaran. Karena setelah 2 tahun pelarangan pergerakan masyarakat (PSBB dan PPKM), untuk pertama kalinya pemerintah membuka kembali akses masyarakat untuk mudik,” kata Shelvy kepada CNBC Indonesia, Senin (19/2/2024).
“Tahun 2023 relatif lebih stabil juga perekonomian dan terjadi switching kendaraan dari sepeda motor ke ra empat,” ujarnya.
Apalagi pandemic Covid-19 juga mengubah kebiasaan masyarakat, banyak yang mulai beralih dari transportasi umum ke kendaraan pribadi karena factor keamanan dan kenyamanan. Di sisi lain, transportasi udara juga menawarkan harga tiket yang tidak murah.

“Dan harus diakui juga, tahun 2022 dan 2023 itu efek pandemi masyarakat yang biasanya naik transportasi umum untuk mudik atau liburan, mereka menggunakan jalur darat, membawa mobil pribadi Di samping faktor keamanan pascapandemi, didorong juga harga tiket pesawat yang relatif naik saat peak,” kata Shelvy.
Aturan Beli Tiket
Sementara itu, Shelvy mengungkapkan, berdasarkan surat Dirjen Hubdat AP.406/1/5/DJPD/ 2023 perihal Penataan Layanan Pemesanan Tiket Elektronik maka ada pembatasan area penjualan tiket di sekitar pelabuhan dengan radius maksimal sejauh 5 km. Ini berbeda dengan kondisi beberapa tahun lalu.
Adapun radius batasan pembelian tiket feri di pelabuhan Merak sejauh 4,71 km dari titik tengah pelabuhan terluar, sebagai contoh acuan titik Hotel Pesona Merak, kemudian di Pelabuhan Bakauheni sejauh 4,24 km dari titik tengah pelabuhan terluar sebagai contoh acuan Balai Karantina Pertanian.
Sementara Pelabuhan Ketapang sejauh 2,65 km dari titik tengah pelabuhan terluar, sebagai contoh acuan Terminal Sri Tanjung serta Pelabuhan Gilimanuk sejauh 2 km dari titik tengah pelabuhan terluar dan sebagai contoh acuan Terminal Kargo.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Jelang Harpitnas, Ramai Warga Liburan ke Luar Pulau

(dce)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi