Penuh Haru di PN Jakarta Pusat, Sidang Kasus ASDP Diwarnai Air Mata Saksi Meringankan dan Apresiasi Kinerja Perusahaan

Penuh Haru di PN Jakarta Pusat, Sidang Kasus ASDP Diwarnai Air Mata Saksi Meringankan dan Apresiasi Kinerja Perusahaan

Jakarta (beritajatim.com) – Suasana haru dan emosional menyelimuti ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis siang (16/10/2025), dalam pemeriksaan enam saksi a de charge (saksi yang meringankan) terkait kasus dugaan korupsi akuisisi PT Jembatan Nusantara (JN) oleh PT ASDP Ferry Indonesia.

Jaksa penuntut umum menuduh tiga mantan direksi Ira Puspa Dewi, M Yusuf Hadi dan Harry MAC merugikan negara sebesar Rp1,253 triliun.

Isak tangis pecah saat terdakwa Ira (mantan dirut PT ASDP) itu bertanya mengapa para saksi itu mau hadir ke persidangan, padahal para terdakwa bukan lagi atasan mereka di ASDP.

“Hakim Yang Mulia, dokter bilang seharusnya beristirahat karena baru saja operasi jantung. Tapi saya rela datang ke sidang ini demi memberikan kesaksian untuk Ibu Ira, Pak Yusuf dan Pak Harry,” kata Zulpidhon, Senior. General Manager Regional IV ASDP. Suaranya patah-patah karena haru dan dibumbui isak tangis.

Saksi lain yang juga terisak mengatakan, “Saya tahu dan yakin Ibu Ira, Pak Yusuf dan Pak Harry adalah orang baik yang ingin memajukan BUMN. Saya tahu tidak ada kick back (yang suap). Belasan tahun sudah memimpin perusahaan di luar negeri (Amerika Serikat), kenapa dikriminalisasi?. Bagaimana nasib talenta-talenta BUMN yang baik-baik kalau begini?” tanya Muhamad Ilham Fauzi, saksi lainnya. Ilham saat ini bekerja sebagai Vice President Perencanaan Korporasi ASDP.

Shelvy Arifin, Sekretaris Perusahaan juga menambahkan. Sambil menangis dia menuturkan tujuh tahun lalu dia direkrut di ASDP sebagai staf biasa.

“Berkat dorongan para direksi, Kini saya bisa naik menjadi sekretaris perusahaan atau biasa disebut direktur minus setengah. Semua itu berkat tempaan ibu Ira dan para direktur lainnya,” ujar Shelvy Arifin.

Shelvy ingat, salah satu yang diajarkan para direksi adalah agar selalu menjunjung transparansi. Salah satu ajaran yang dijunjung tinggi adalah: seorang direktur bertemu dengan pihak lain harus selalu ditemani direktur lain.

“Zero fraud itulah yang selalu diajarkan para direktur,” kata Captain Luthfi Pratama Adi Subarkah, Vice President Operasional ASDP. Luthfi sendiri adalah ketua serikat pekerja ASDP dengan 4.000 karyawan.

“Selama belasan tahun berkarier, baru sekali ASDP mencapai performa tertinggi,
yakni tahun 2022, setahun setelah akuisisi PT JN,” kata Luthfi.

“Kami terima bonus 35-40 persen (dari pendapatan),” sambungnya lagi.

Luthfi menyebutkan bahwa salah terobosan yang dilakukan oleh Ira, Yusuf dan Harry itu adalah menghapus premanisme dalam penjualan tiket.

“Dulu jumlah preman itu, kami menyebutnya sebagai Petruk, itu ada lebih dari 1.000 orang. Dengan tingkat penjualan online itu menghapus preman” kata Luthfi.

Data ASDP menyebutkan, saat musim liburan, penjualan tiket itu bisa mencapai omzet Rp 5 miliar per hari. Bisa dibayangkan betapa banyak kebocoran di masa lalu sebelum ada penjualan tiket online.[rea/*]