Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Penjelasan Geely soal Merek Aletra di Indonesia

Penjelasan Geely soal Merek Aletra di Indonesia

Shanghai

Geely ditegaskan tak akan memakai nama merek lain saat masuk pasar otomotif Indonesia. Tapi, memang ada mobil lain yang bersinggungan dengan manufaktur asal China itu.

Lewat Geely Auto Indonesia, Geely akan comeback ke pasar Indonesia setelah pernah hengkang pada 2017. Di Indonesia, sudah ada Aletra yang sebelumnya disebut Gaikindo menjadi salah satu merek di bawah naungan Geely.

Mengenai hal itu, Brand Director Geely, Yusuf Anshori –yang akrab dipanggil Ori, memberikan penjelasan. Aletra memang beririsan dengan Geely. Aletra merupakan hasil kerjasama Lifan Auto dengan Geely yang sama-sama berasal dari China. Mereka datang ke Indonesia dengan bendera PT Sinar Armada Globalindo (PT SAG).

“Jadi sebenarnya untuk Aletra itu memang terpisah dari Geely meski masih part of Geely. Namun Geely Auto Indonesia itu merupakan sub brand dari holding,” kata Ori kepada pewarta termasuk detikOto di Shanghai, China.

“Nah untuk mobil-mobil yang akan meluncur memakai logo Geely itu akan under kami. Memang Aletra masih sebuah perusahaan kolaborasi dari salah satu sub brand Geely.”

“Untuk Geely, kita belum akan launching di tahun ini,” kata dia menambahkan.

Geely baru menggodok langkah untuk masuk ke pasar Indonesia. Mobil listrik SUV baru yang akan menjadi andalan Geely bertarung di pasar mobil di Indonesia. Rencananya, Geely baru akan launching di Indonesia pada kuartal I tahun 2025. Sementara Aletra, dalam waktu dekat akan turut meramaikan pasar Indonesia.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 2022 setelah merger antara Shanghai Maple milik Geely dan Lifan Technology akan memperkenalkan mobil perdananya di dalam negeri.

Berdasarkan postingan di media sosial, model Aletra pertama yang akan dijual di Indonesia berbasis Geely/Livan Maple 80V L. Di China, MPV tersebut dibanderol dengan harga 161.700 hingga 178.700 yuan (Rp 353 jutaan sampai Rp 391 jutaan). Di sana, MPV itu ditawarkan dengan dua sistem penggerak.

Keduanya memiliki motor listrik yang dipasang di depan dengan tenaga 100 kW dan torsi 230 Nm. Perbedaannya terletak pada kapasitas energi paket baterai lithium iron phosphate (LFP). Ada versi baterai 50,4 kWh, ada juga yang 68,08 kWh.

(cas/dry)