Jakarta –
Peneliti menemukan sebuah kelompok golongan darah baru pada manusia. Semuanya berawal dari tahun 1972 ketika dokter mengambil sampel darah dari seorang ibu hamil. Dokter menemukan darah wanita tersebut secara misterius kehilangan molekul permukaan yang biasanya ditemukan pada semua jenis sel darah merah lain.
Setelah 50 tahun penelitian, tidak adanya molekul tersebut akhirnya membuat peneliti di Inggris dan Israel mendeskripsikan sistem golongan darah baru pada manusia. Pada September lalu, tim peneliti menerbitkan makalah terkait hal tersebut.
“Ini merupakan pencapaian besar, dan puncak dari upaya tim yang panjang, untuk akhirnya membangun sistem golongan darah baru ini dan mampu menawarkan perawatan terbaik untuk pasien yang langka, tetapi penting,” kata ahli hematologi UK National Health Service, Louise Tilley, dikutip dari Science Alert, Minggu (5/1/2025).
Tilley sendiri sudah ikut terlibat penelitian keanehan darah tersebut selama hampir 20 tahun.
Meskipun kita semua lebih mengenal sistem golongan darah ABO dan faktor rhesus, manusia sebenarnya memiliki banyak sistem golongan darah yang berbeda. Ini berdasarkan pada berbagai macam protein dan gula permukaan sel yang melapisi sel darah kita.
Molekul ini berfungsi sebagai tanda pengenal untuk membantu tubuh membedakan antara ‘diri sendiri’ dan benda asing yang berpotensi bahaya. Jika ada ketidaksesuaian antigen saat menjalani transfusi darah, reaksi berbahaya dapat terjadi hingga berakibat fatal.
Tilley menuturkan penelitian ini berjalan sangat sulit karena kasus genetiknya sangat langka. Sebelumnya ditemukan bahwa lebih dari 99,9 persen manusia memiliki antigen AnWj pada darah mereka. Namun, ibu hamil tersebut tidak memiliki antigen tersebut.
Peneliti menyebut golongan baru itu disebut dengan kelompok golongan darah MAL. Ketika seseorang memiliki versi mutasi dari gen MAL mereka, pasien akan memiliki golongan darah AnWj-negatif, seperti pada kasus ibu hamil di tahun 1972.
Penelitian juga menemukan tiga pasien lain dengan mutasi gen MAL yang tidak memiliki antigen AnWj. Ini menunjukkan terkadang kelainan darah juga dapat menyebabkan antigen tersebut ditekan.
“MAL adalah protein yang sangat kecil dengan beberapa sifat menarik yang membuatnya sulit diidentifikasi dan berarti kami perlu melakukan beberapa penyelidikan untuk mengumpulkan bukti yang kami butuhkan guna menetapkan sistem golongan darah ini,” kata ahli biologi sel University of the West of England, Tim Satchwell.
Semua pasien dengan AnWj-negatif yang disertakan dalam penelitian ini memiliki mutasi yang sama. Namun, tidak ditemukan adanya kelainan sel atau penyakit lain yang terkait dengan mutasi ini.
Keanehan darah yang langka ini dapat berdampak buruk pada pasien. Jadi semakin banyak yang dapat dipahami, peneliti berpendapat semakin banyak juga nyawa yang dapat diselamatkan.
(avk/naf)