Pencabulan Anak di Sukolilo Surabaya Gagal karena Korban Terus Berteriak

Pencabulan Anak di Sukolilo Surabaya Gagal karena Korban Terus Berteriak

Surabaya (beritajatim.com) – Kasus pencabulan anak di Sukolilo, Kota Surabaya, terungkap usai korban mempunyai keberanian melawan pelaku dan menceritakan peristiwa kepada orang tuanya.

Dari informasi yang dihimpun, aksi pencabulan itu terjadi pada awal September 2025. Ada dua anak-anak yang menjadi korban. Salah satu korban yang masih duduk di bangku kelas Sekolah Dasar (SD) dengan berani melawan pelaku.

“Terungkapnya dari salah satu korban yang berani bercerita kepada orang tuanya. Dia (korban) juga berani melawan terduga pelaku MU ketika menjalankan aksinya,” kata Haryo, salah satu warga Sukolilo.

Dari keterangan korban, aksi pencabulan itu dilakukan di sebuah tempat di belakang pasar yang ada di Sukolilo. Satu korban mengaku diraba di area dada. Sementara, satu lainnya yang melawan MU (52) mengaku pakaian bagian bawah dilucuti hingga area sensitifnya diraba. Korban terus berteriak sehingga akhirnya pelaku takut dan gagal bertindak lebih jauh.

“Tadi sudah mau dipukuli sama keluarga beserta warga yang geram dengan aksi MU. Namun, beruntung diamankan terlebih dahulu oleh pihak Polsek Sukolilo,” jelasnya.

Haryo menjelaskan, MU merupakan warga asli Sukolilo. Sejak ia kecil, Haryo sudah menetap di wilayah Sukolilo. Sehari-hari MU tidak memiliki pekerjaan pasti. Ia hanya mengandalkan upah dari pemilik kos dan kontrakan yang ia jaga.

“Dia sudah berkeluarga. Sehari-hari ya normal saja. Kita semua bahkan ga menyangka dia melakukan hal tersebut. Karena sehari-hari baik orangnya,” punglas Haryo.

Sementara itu, Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Eddy Oktavianus Mamoto membenarkan bahwa pelaku MU sudah diserahkan oleh pihak Polsek Sukolilo. Kasus ini tengah diselidiki lebih lanjut.

“Ada pelimpahan dari Polsek Sukolilo. Saat ini masih penyelidikan,” kata Eddy.

Eddy menegaskan pihaknya akan memproses kasus ini dengan maksimal. Ia berkomitmen akan segera membuat terang kasus ini secepatnya. Selain kecepatan dan ketepatan dalam proses hukum, Eddy juga memprioritaskan kondisi pemulihan psikis korban dan akan segera berkoordinasi dengan Pemkot Surabaya.

“Tentunya peristiwa seperti ini akan kami prioritaskan apalagi korbannya anak-anak,” pungkasnya. (ang/but)